Para pembicara di panggung IFCS 2024 yang digelar oleh AJI, di Palembang, Sumatera Selatan. (dok Ist)
banner 728x90

Palembang, Katinting.com – Dari Indonesia Fact Cheking Summit (IFCS) yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kamis (02/05) di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

IFCS 2024 ini, wadah diskusi terbukan dikalagan jurnalis, dengan menghadirkan narasumber kompatibel kegiatan IFCS 2024, dalam rangka mengukur sejauh apa kepercayaan public pada media dan bagaimana redaksi bekerja membuat berita cek fakta.

Kegiatan ini, menghadirkan Muhammad Heychael yang membawa hasil risetnya, dengan judul Korelasi Literasi Media dan Preferensi Politik dengan Kepercayaan Media. Riset ini adalah kerja sama AJI dan Remotivi pada tahun 2023, yang melibatkan 2.040 responden di setiap kota di seluruh Indonesia.

Kesempatan ini, Heychael menjawab pertanyaan kaitan antara literasi media dan preferensi politik dengan kepercayaan pembaca kepada media massa. Dan dari data riset yang dikumpulkan oleh Heychael, terungkap bahwa kepercayaan public pada media arus utama naik 70,2 persen.

Selain itu periset juga memaparkan jika literasi media para pembaca juga disebut tinggi. Serta mayoritas preferensi politik pembaca lekat dengan nilai demokrasi liberal.

Bahkan temuan lain dari periset juga terungkap literasi media disebut tidak berkaitan dengan tingkat kepercayaan media. Begitu juga dengan preferensi politik pembaca.
“Hasilnya, literasi media tidak berkaitan dengan kepercayaan pada media. Juga preferensi politik berkorelasi lemah dengan kepercayaan media” papar Heychael

Katanya, pandangan pembaca atas sebuah isu, lebih menentukan kepercayaan mereka terhadap media arus utama.

“Jadi pembaca itu, melihat isunya, yang kemudian menentukan kepercayaan pembaca pada media arus utama” kata Heychael.

Di panggung yang sama, dalam forum IFCS 2024, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, menyimpulkan jika pembaca di Indonesia suka dengan informasi yang akurat. Sejumlah upaya juga dilakukan Dewan Pers untuk meningkatkan kualitas produk pers. Seperti verifikasi juga uji kompetensi jurnalis.

“Pers dan jurnalis professional akan berdampak langsung pada karyanya,” kata Ninik.

Ia menyebutkan sekitar 1.700 perusahaan media terverifikasi administrasi dan sebanyak 17.800 jurnalis tersertifikasi muda, madya dan utama.

Karenanya juga mengingatkan jika pembaca bisa turut menjaga kualitas pers dengan melaporkan jika terjadi pelanggaran atas fungsi media. “Dan faktanya, di Dewan Pers sebanyak 97 persen pengaduan datang dari media sosial” beber Ninik.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum AMSI Upi Asmaradhana, menyebut terdapat upaya membantu media mempertahankan kualitas lewat Trustworthy News Indicators.

“Untuk mendapatkan Trustworthy News, media massa itu harus memenuhi 11 indikator dari AMSI,” katanya. Indikator tersebut menjadi cerminan dari kualitas dan kredibilitas media massa arus utama tersebut. Sedikitnya 100 media telah mendapatkan label Trustworthy News dari AMSI. (**/Fhatur Anjasmara)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here