Penulis Suryanto D Bonggalino. (dok Ist)
banner 728x90

Oleh : Suryanto D Bonggalino
(Aktivis Sosial & Caleg Terpilih Partai Nasdem, Dapil Mamuju Tengah 2)

Beberapa hari belakangan, sebelum tiba di Sulawesi Barat, kedatangan presiden ke 7 RI Bapak Ir. Joko Widodo ke Sulawesi Barat menjadi pemuncak klasemen isu di media sosial, berbagai reaksi Masyarakat Sulawesi Barat atas rencana kunjungan tersebut mewarnai akun-akun media sosial Masyarakat sulbar.

Bukan hanya di media sosial, di wilayah-wilayah yang akan dilalui dan dikunjungi bapak presiden, disibukkan dengan berbagai macam persiapan penyambutan; penataan tempat, pengamanan dan persiapan-persiapan lain yang di anggap perlu di siapkan sesiap-siapnya, bahkan di jalan-jalan yang akan dilalui oleh rombongan presiden, kita tidak akan menemui satu titik badan jalan yang berlubang seperti yang yang kita lihat sehari-hari sebelum rencana kedatangan rombongan presiden, semuanya bak disulap; simsalabim mulus dalam hitungan jam.

Sebagai reaksi kunjungan atas sejumlah agenda bapak presiden di Sulbar, tidak sedikit menuai tanggapan pro kontra, tentu reaksi yang beragam, lahir dari dari sudut pandang yang berragam pula. Sebagian berpendapat bahwa agenda peresmian beberapa bangunan dan ruas jalan yang terdampak gempa berkekuatan 6,2 SR Januari 2021 di Mamuju dan majene beberapa waktu lalu adalah bentuk penegasan atas kerja dan respon cepat pemerintah pusat terhadap wilayah terdampak bencana, dua titik kunjungan di kabupaten Mamasa adalah bentuk kepedulian atas kondisi sosial Masyarakat yang masih butuh perhatian lebih.

Akan tetapi sebahagian pula memberikan respon dengan”menyodorkan” berbagai macam persoalan lain yang di anggap perlu dan mendesak untuk di selesaikan oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat.

Tanpa menafikan berbagai ragam reaksi tersebut di atas, kesempatan ini, penulis secara khusus memberikan apresiasi dan terimakasih atas kunjungan bapak presiden, tentunya sebagai salah satu bentuk kepedulian pemerintah pusat kepada provinsi Sulawesi barat.

Namun, melalui tulisan ini, saya ingin mengajak bapak presiden untuk melihat kondisi salah satu kabupaten di Sulawesi barat dengan berbagai persoalannya tidak sedikit di suarakan oleh kawan-kawan aktivisi dari kalangan pemuda, mahasiswa dan masyarakat, Saya ingin mengajak bapak presiden untuk berkunjung ke Kabupaten Mamuju Tengah, kabupaten yang tanahnya subur namun sebagian besar di kuasai oleh sekelompok oknum dengan berkamuplase pada pemanfaatan program Transmigrasi.

Penulis ingin mengajak bapak presiden ke desa yang tidak sedikit masyarakatnya keluar masuk jeruji besi demi mempertahankan hak milik lahan, yang menjadi sandaran sumber hidup mereka, pengepul dapur keluarga mereka, tetapi di klaim dikuasai sekelompok oknum tertentu melalui kekuatan Perusahaan Kelapa Sawit. Dan kondisi ini kemudian membuat sejumlah desa di Mamuju Tengah memiliki potensi konflik horizontal akibat penguasaan lahan yang tidak jelas karena klaim sepihak sekelompok oknum.

Saya juga akan memperlihatkan kepada bapak presiden desa yang sebentar lagi akses jalan utamanya akan terputus akibat gerusan Sungai, Pembangunan proyek Strategis Nasional di Salule’bo yang dalam proses pembebasan lahannya memaksa Masyarakat untuk turun ke jalan menuntut haknya, bahkan dalam peroses pembangunannya melibatkan oknum kuasa pelaku pertambangan pasir dan batu tanpa izin dan pun juga menghasilkan material tidak layak pakai.

Say ingin bapak presiden melihat langsung aktivitas pabrik-pabrik sawit yang seenaknya, menetapkan harga TBS ke petani, Perusahaan Perusahaan yang berkongkalikong dengan oknum tertentu untuk memperluas ekspansi hutan melalui program replanting tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem alam.

Dan terakhir, Saya ingin bapak presiden melihat secara langsung kondisi kabupaten Mamuju Tengah dari pandangan luar adalah kabupaten Sejahtera dan Mandiri, namun dominan Gedung perkantoran instansi pemerintahnya masih ngontrak, saya ingin bapak presiden beserta rombongan melihat kondisi keseluruhan kabupaten Mamuju Tengah dari berbagai sektor yang hampir semuanya “bermasalah”.
Berdasar pada sekelumit dari persoalan diatas, Kunjungan presiden ke sulbar tanpa mengunjungi kabupaten yang satu ini, Saya anggap sebagai kunjungan setengah hati. (**)
Catatan : Semua isi narasi dalam tulisan ini, adalah menjadi tanggungjawab penulis.

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here