

Katinting.com, Matra – Curah hujan yang tinggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Utara (Matra) mencatat tiga kecamatan dan lima desa yang terendam banjir yang belum bisa di prediksi kapan akan surut.
Banjir luapan sungai Lariang akibat jebolnya tanggul milik sebuah perusahan sawit kian meluas, banjir tak hanya merendam ratusan rumah warga banjir kini mulai merendam sejumlah fasilitas umum seperti jalan desa dan juga empat gedung sekolah dasar, selain itu banjir juga merendam ratusan hektar sawah dan kebun milik warga, sehingga petani merugi.
Banjir yang terjadi sejak hari Jumat 15 April 216 ini, awalnya hanya merendam 4 dusun namun karena intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu sungai membuat luapan air sungai lariang kian meluas hinga ke tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tikke Raya, Bulutaba, dan Kecamatan Lariang. sementara lima desa yang terendam yakni Desa Lariang, Bambakoro, Ompi, Kasta Buana, dan Desa Sumber Sari.
Sementara pihak BPBD Matra bersama dinas sosial telah mendirikan posko pengungsian di Dusun Bukit Harapan Desa Lariang yang menjadi daerah yang paling parah dilanda banjir, dengan jumlah 577 kepala keluarga dan 2875 jiwa, sementara BPBD mencatatat ada sekira 64 orang warga telah dievakuasi dan tengah berada di pengungsian akibat rumah mereka terendam banjir.
Warga juga sudah mulai diserang penyakit gatal – gatal dan berbagai penyakit lainnya, ini di akibatkan minimnya pasokan air bersih dan masih tingginya debit air sehingga warga berharap perhatian serius dari pemerintah.
Ir. Ardilla, Kepala BPBD Matra, mengatakan, sebanyak tiga kecamatan dan lima desa terendam banjir akibat jebolnya tanggul penahan banjir milik perusahan sawit bahkan tanggul yang di
bangun oleh balai juga tidak mampu menahan derasnya aliran air luapan sungai lariang, sementara ada 60 orang telah mengungsi dan beberapa diantaranya sakit namun sudah di tangani di posko, untuk korban jiwa tidak ada namun kerugian yang di timubulkan diperkirakan miliaran rupiah. (Joni)

Comment