Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar kunjungi pengembangan industri kopi di Kecamatan Messawa.
banner 728x90

Mamasa, Katinting.com – Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar meresmikan alat proses pengelolaan kopi Kelompok Tani Petra Jaya Mandiri di Kecamatan Messawa, Sabtu (19/12).

Peresmian yang didampingi langsung Kadis Perkebunan, Abd Waris Bestari, Gubernur Sulbar menuturkan, pengembangan industri kopi merupakan salah satu cara pemerintah dalam memulihkan ekonomi daerah di tengah pandemi Covid-19.

“Ini kita akan ekspor lagi kembali kopi ke negara Dubai dan Bahrain, kopi kita sangat disukai karena kualitas yang sangat bagus,” katanya.

Dia berharap, para petani dan pengusaha kopi di Sulawesi Barat semakin makmur. “Kita akan dukung terus para petani, kita akan suplay bibit-bibit yang berkualitas lewat perkebunan,” tuturnya.

Ketua Koperasi Petani Kopi Kampoeng, Yakub Tato mengatakan mereka selalu berusaha kopi hasil produksi mereka selalu tembus pasar internasional.

“Kita berharap ke depannya perlu terus dukungan dari pemerintah provinsi, terutama untuk fasilitas, kemudian dari sisi permodalan juga, karena untuk ekspor kami kendala masalah modal, kalau ada dibantu, minimal ada resi gudang seperti di daerah lain, ketika panen melimpah bisa tampung kopi di resi gudang dan ambil modal disana,” katanya.

Untuk sementara ini pihaknya terus melakukan pembinaan kepada petana dengan menggunakan modal sendiri.

“Pengelolaan kami sudah bagus, untuk bicara kopi Mamasa sudah beberapa kali kita juara 1, banyak prestasinya semua. 2018 kita juara satu Seindonesia untuk jenis arabika, 2019 juara 1 di Bandung kopi arabika dan runner up di robusta, tahun 2020 kembali juara 1 dan disponsori langsung Bank Indonesia,” jelasnya.

Untuk sementara, mereka tetap melakukan ekspor namun masih melalui Pelabuhan Makassar.

“Kalau negara yang dituju, ada ke Taiwan, Korea dan Rusia, produksi pertahun untuk kami saja koperasi Kampoeng Kopi diatas 400 ton untuk jenis arabika, untuk robusta hampir sama volumenya,” ungkapnya.

Namun, disuasana pandemi Covid-19 sedikit berpengaruh terhadap ekspor. Saat ini mereka memiliki persediaan 60 ton di gudang karena sistem penjualan yang lambat.

(*/Anhar)

Bagikan