Mamuju, Katinting.com – Pembangunan Rumah Sakit Mitra Manakarra kembali dimulai, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Suhardi Duka selaku komisaris utama PT. Mitra Husada Manakarra, dilanjutkan dengan Hj. Sitti Sutinah Suhardi, Hj. St. Suraidah Suhardi, Ado Mas’ud, H. Suaib, dr. Nexriana dan Hajrul Malik.
BACA JUGA : Bangun Kembali RS Mitra Manakarra, Keselamatan dan Kenyamanan Jadi Utama
Firman Argo Waskito selaku konsultan perencanaan menyampaikan, Mamuju harus bangkit. Pembangunan dimulai dari Rumah Sakit Mitra Manakarra. “Dua bulan kami mendesain bersama beberapa konsultan untuk rumah sakit ini. Ini bukan ukuran soal keuntungan, tapi bagian dari membangun Mamuju untuk bisa bangkit”.
Alhamdulillah dua bulan, struktur bangunn yang kita rencanakan bisa selesai. Kami rencanakan tetap empat lantai, namun sesuai diskusi dengan pak SDK (Suhardi Duka) di bangun dua lantai.
“Kami desain agar bisa menahan gempa sampai dengan kekuatan 8,5 (magnitudo). Semua konstruksinya memakai besi U-32. Untuk beton minimal K225, pondasinya kita pakai tapak kombinasi. Mudah-mudahan apa yang kita rencanakan, kita diberi keselamatan. Dan jika ada gempa pada masa depan, ini memberi keyakinan pada dunia usaha dan masyarakat, ini (RS Mitra Manakarra) konstruksinya tahan gempa,” ungkapnya.
Adapun luas lokasi yang akan dibangun yakni 2.300 meter persegi, cukup luas dengan yang lalu. “Kalau yang dahulu tinggi, dan ini lebih lebar”.
Sedangkan untuk kapasitas kamar tidur disebutkan mencapai 130 bed, sesuai standar rumah sakit akreditasi tipe C. Namun itu, kedepan bisa ditingkatkan, kata Firman.
Ditarget pembagunan rumah sakit ini akan selesai dalam waktu 6 bulan. “Insya Allah akhir tahun 2021 bisa selesai. Ini dikelola secara swadaya tapi profesional. Selain K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) juga taat protokol kesehatan dan upayakan zero kecelakaan,” pungkasnya.
(Anhar)