Pohon natal yang dibalut dengan lampu hias sambut Natal ditengah pandemi.
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Perayaan Natal tahun 2020 ini tentu berbeda dengan perayaan Natal tahun sebelumnya. Itu dikerenakan wabah pandemi Covid-19 yang melanda sejak bulan Merat lalu.

Jumat, 25 Desember sekira pukul 08.30 WITA, ummat kristiani terlihat begitu antusias datang ke Gereja untuk melaksanakan ibadah Natal meski jumlah ibadah Natal harus dibatasi karena Covid-19.

Seperti yang katakan Kepala Bidang Pembinaan Agama Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Sulbar, Ayub, beberaopa waktu lalu,Ā  perayaan Natal harus tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai surat edaran Menteri Agama tentang pedoman dalam rangka perayaan natal di masa pandemi.

Ia menyebutkan, perayaan natal bisa dilakukan secara virtual maupun di rumah ibadah atau gereja dengan syarat tidak melebihi kapasitas 50 persen jemaah yang hadir.

“AdaĀ  sebagian melaksanakan di gereja sesuai anjuran dari pusat (Menteri Agama), bisa 50 persen dalam satu rumah ibadah,” ujarnya.

Meski begitu suasana hangat Natal masih begitu terasa walaupun harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Di kabupaten Mamasa misalnya, disepanjang jalan, ummat kristiani yang merayakan Natal, lampu warna-warni dipasang menghiasi di halaman-halaman rumah. Hiasan itu tampak menarik dan memikat hati bagi setiap orang yang melintas.

“Walaupun sekarang covid-19, tapi kami tetap antusias menyambut Natal ini dengan suka cita,” kata Eka Musriang kepada Katintintg.com, Jumat (25/12).

Pemerintah Kabupaten Mamasa beberapa waktu lalu telah mengeluarkan surat edaran meminta masyarakat agar pelaksanaan Natal tahun 2020 hanya dilaksanakan satu kali saja untuk natal organisasi, kerukunan, keluarga serta natal kategorial ditunda untuk tahun ini.

“Dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang, warga diminta tetap memperhatikan protokol kesehatan, wajib menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan dan sabun serta menjaga jarak,” pesan Bupati Mamasa Ā dalam surat edarannya.

Eka Musriang mengaklumi itu, apalagi di Kabupaten Mamasa sendiri kasus covid-19 hingga (24/12) kemarin telah mencapai 66 orang total akumulasi. 2 orang isolasi mandiri, 2 orang meningal dunia dan 62 orang telah dinyatakan sembuh.

Dia berharap kepada seluruh masyarakat yang melaksanakan Natal ini beul-betul menerapkan protokol kesehatan sehingga perayaan Natal ini tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19.

“Ya kita harus mengikuti anjuran dari Pemerintah, kita tidak mau perayaan Natal ini menjadi penyebaran Covid-19,” sebutnya.

Sementara itu, di Kabupaten Mamuju perayaan Natal di tengah pandemi virus corona di, berlangsung terbatas. Seperti halnya perayaan natal di Gereja Toraja Jemaat Mamuju.

Ibadah perayaan natal di gereja ini hanya dihadiri sekitar 30 orang dan nampak banyak kursi kosong. Jemaat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker. Ibadah perayaan natal di gereja ini juga dilakukan secara virtual.

Pendeta Elia P Buntugajang dalam khutbahnya mengajak para jemaat untuk tidak mengurangi keimanan kepada Tuhan selama pandemi virus corona. Sebaliknya, justru meningkatkan keimanan kepada Tuhan. “Melalui perayaan natal, mari kita lebih meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan,” ujarnya.

Pastor Gereja Katolik Paroki Santa Maria, Viktor Wiro Tatinggi, menambahkan, pada perayaan natal tahun ini tidak ada acara syukuran dan perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, itu tidak mengurangi makna dari ibadah natal.

“Mau pandemi atau tidak pandemi, suka cita natal tetap kita rasakan. Bahwa Tuhan lahir di dunia dan hadir di hati kita, itu yang utama,” pungkasnya.

(Zulkifli)

Bagikan