

Pasangkayu, Katinting.com – Perhatian pemerintah pusat terhadap pengembang udang Vaname di Pasangkayu dianggap cukup besar.
Tercatat pada kunjungan Presiden Jokowi Oktober tahun 2015, telah diserahkab bantuan 5 unit ekskavator jenis Sumitomo Macan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membantu pencetakan lahan budidaya dan rehabilitasi saluran air. Tidak lama setelah ekskavator, juga menyusul bantuan berupa Kincir air sebanyak 410 unit, dan mesin pompa air sebanyak 10 unit.
Disaat itulah Pemerintah Kabupaten Pasangkayu, berkomitmen untuk terus mengembangkan udang vaname sebagai salah satu komoditi andalan di daerah tersebut, selain sawit dan padi. Dengan cara mengundang investor untuk berinvestasi di Pasangkayu untuk pengembangan komoditi itu. Mengundang investor agar tambak masyarakat capai seluas 13.000 hektare ini bisa terkelola.
Ketua Gabungan Kelompok Budidaya Perikanan (GAPOKDAKAN) Kecamatan Sarjo, Pawellai mengatakan, bantuan itu turun berdasar usulan dari Kelompok Budidaya Perikanan (POKDAKAN) yang kemudian bermitra dengan investor, dengan secara otomatis bantuan tersebut ikut dipakai oleh investor untuk mengarap tambak masyarakat dengan sistem bagi hasil 10 persen hingga 20 persen.
“Jadi bantuan itu berdasar usulan petambak yang sudah lama berjalan sebelum adanya mitra dari investor. Namun turun setelah adanya kemitraan antara petambak dengan investor sehingga kesannya bantuan itu turun ke investor. Tidak Benar Bantuan Kementerian KKP Dinikmati Oleh Investor,” jelas Pawellai.
Ditambahkan Pawellai, bahwa untuk penggarapan tambak udang Vaname sangat dibutuhkan investasi yang besar. Mulai dari biaya penyiapan lahan, pembelian pakan, hingga biaya listrik yang cukup besar. Menurutnya, itu yang membuat para petani harus menggandeng pemodal dalam hal ini investor.
“Kita ketahui bersama kalau usaha modal tambak udang Vaname itu cukup besar. Ya, jadi itu yang menjadikan alasan bagi para petambak yang ada di Sarjo,” terang Pawellai, pekan lalu.
(tau/ndi)

