Mamuju, Katinting.com – Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan perkebunan di Sulbar sangat urgen. Sub sektor perkebunan memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi di wilayah Sulbar.
Hal itu disampaikan Sekprov Sulbar Muhammad Idris saat membuka Forum Perangkat Daerah T.A 2022 Sektor Perkebunan se-Sulbar yang diselenggarakan Dinas Perkebunan Sulbar dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Tahun 2023.
Kata Muhammad Idris, Sub sektor ini menjadi salah satu penggerak perekonomian utama, sebagaimana terlihat pada PDRB sektor perkebunan berkontribusi 17,31 persen (ADHB) atau 20,51 persen (ADHK) terhadap total PDRB Sulbar di Tahun 2021. Pembangunan perkebunan juga strategis dalam angka kemiskinan, tingkat kesejahteraan petani perkebunan jauh lebih baik dibandingkan petani lainnya, ucapnya pada acara yang berlangsung di Maleo Hotel Mamuju. Rabu, 30 Maret 2022.
Lanjut kata Idris, di Tahun 2021 peningkatan NTP perkebunan juga sangat baik, banding lurus dengan peningkatan kontribusi PDRB sub sektor perkebunan, baik ADHK maupun ADHB. Hal ini bisa menunjukkan bahwa peningkatan kembali kinerja pembangunan perkebunan, mulai dari peningkatan produksi, produktivitas hingga mutu dan daya saing komoditi perkebunan Sulbar.
Dikatakan, isu-isu stabilitas sebagai tuntutan konsumen dunia dan peranan standar pasar global, jika tidak segera mendapat perhatian berpotensi menjadi kendala besar dalam upaya meningkatkan ekspor komoditas perkebunan Sulbar. Rencana pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur, selain memberikan peluang dan potensi pasar, sekaligus dapat mengancam produksi kakao dan kopi Sulbar yang selalu menjadi andalan. Para petani kakao dan kopi dapat berubah menjadi tenaga buru pembangunan infrastruktur ibukota baru pada bulan-bulan panen raya.
“Bahwa sektor-sektor yaitu kakao, kopi dan kelapa plus kelapa sawit yakin benar-benar komunitas yang dibutuhkan dunia. Kira-kira ukuran perkebunan jaya kita berpikir global untuk bekerja secara lokal,” tuturnya.
Adv. Diskominfopers Sulbar