

Pasangkayu, Katinting.com – Komitmen pemerintah terhadap pendidikan patut diragukan. Faktanya, tidak semua sekolah mendapat fasilitas memadai seperti di Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) ratusan siswa di tiga sekolah ternama terpaksa belajar melantai karena tidak punya meja dan kursi.
Kondisi di SMA Negeri 2 Pasangkayu di Dusun Sawi Kecamatan Bambalamotu, dimana 93 dari 536 siswa belajar melantai sejak tahun ajaran baru. Hal ini sudah sering kali di sampaikan ke dinas terkait namun kemudian kursi dan meja tak kunjung tersedia.
Haerul siswa SMA Negeri 2 mengaku, agar kondisi kelas tetap bersih dan seragam sekolah tidak kotor, mereka harus melepas sepatu sebelum masuk ruang kelas.
“Karena tidak ada kursi dan meja kami harus belajar melantai. Agar tidak kotor kami melepas sepatu sebelum masuk kelas. Kadang capek pak karena saat belajar harus membungkuk menulis, konsentrasi juga terganggu,” tuturnya.
Kami berharap pemerintah dapat sesegara mungkin mencarikan solusi agar kursi dan meja bisa di lengkapi di sekolah ini, imbuh Haerul.
Sementara itu Zultan Kepala SMAN 2 Pasangkayu mengatakan, kekurangan kursi dan meja disekolah ini sudah dirasakan sejak tahun ajaran baru karena meningkatnya pendaftaran siswa, siswa sekarang di SMA N 2 ini 536, 93 lainnya belajar melantai, terangnya. Selasa (02/08).
Zultan menambahkan, pihak sekolah telah berupaya berkordinasi dengan dinas pendidikan Kabupaten Mamuju Utara dan juga dinas pendidikan Provinsi Sulawesi Barat agar bisa membantu 93 siswa di tiga ruang kelas yang masih belajar melantai. namun hingga kini belum ada tanggapan dari dinas terkait. Pungkasnya.
Hal yang sama juga terjadi di SDN 2 Pasangkayu. Dimana dari 141 siswa, 60 diantaranya terpaksa harus belajar melantai dengan alas seadanya. Padahal sekolah tersebut berada dalam jantung kota Kabupaten Mamuju Utara. Walau keluhan ini sudah disampaikan pihak sekolah ke Dinas terkait namun hinga kini belum ada tanggapan.
Lain halnya yang terjadi di SDN Sawi dari 156 siswa sekitar 30 siswa kelas I, juga terpaksa harus belajar melantai akibat keterbatasan kursi dan meja, namun sejumlah siswa yang belajar itu harus kotor karena siswa masuk ruangan itu memakai sepatu. Hal ini juga sudah di sampaikan pihak sekolah ke dinas terkait namum hingga kini belum juga ada tanggapan. (Joni)

