Habsa saat mengajar dirumahnya. (Syarif)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Tanggal 25 November menjadi peringatan Hari Guru Nasional yang biasa diperingati di sekolah atau upacara di lapangan besar, namun hal tersebut tidaklah bisa dirasakan oleh semua guru lantaran adanya pandemi Covid-19 yang membuat aktifitas belajar mengajar di sekolah ditiadakan atau dihentikan.

Seperti yang dirasakan , Habsa salah seorang guru di Sekolah Dasar Tapparang, Desa Pokkang Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Ia harus melakukan pembelajaran dari rumahnya sendiri lantaran sudah empat bulan aktifitas di sekolah dihentikan sementara karena adanya pandemi Covid-19.

Pembelajaran tersebut dilakukan lantaran  tidak ingin anak didiknya ketinggalan pelajaran ditengah pandemi Covid-19.

Meski pemerintah pusat menyarankan untuk melakukan pembelajaran melalui daring namun hal tersebut tidak dapat dilakukan di Desa Pokkang karena  sebagian besar orang tua para siswa bekerja sebagai petani kebun yang penghasilanya pas pasan sehingga tidak mampu untuk membelikan anaknya gawai serta kouta internet.

Dengan menggunakan alat seadanya , Habsa, mengajarkan anak didiknya meski harus melantai di dalam rumah. Sehinga terkadang ada siswa merasakan sakit punggung karena terlalu lama membungkuk.

Guna menghindari penyebaran covid 19, jumlah siswa yang datang untuk belajar dibatasi hingga delapan orang dalam setiap jamnya , selain itu mereka diwajibkan menggunakan masker,  mencuci tangan serta menjaga jarak selama proses pebelajaran.

Pembelajaran tersebut dilakukan mulai dari jam 9 pagi hingga jam 12 siang, kemudian dilajutkan lagi jam 14 hingga jam 16.

“Terpaksa kita lakukan  pembelajaran seperti ini, kasian anak anak kalau  tidak belajar nanti ketingalan pelajaran,” ujarnya.

Pandemi ini tidak hanya merenggut masa mengajar dan pertemuan Habsa dan siswanya tapi juga penghasilannya sangat tidak menentu, sehingga ia membuka usaha kue kering dan kue basah dirumahnya untuk membantu penghidupan keluarganya.

Habsa  menjajakan kue berupa pisang goreng, tahu isi dan donat dengan penghasilan kurang dari 20.000 rupiah perhari.

“Ini untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditengah sulitnya ekonomi saat pandemi ini,” ujarnya.

Meski dengan begitu ia tidak lupa kewajibannya mengajar, sebab menjual kue ia lakukan hanya untuk  menopang ekonomi keluarganya.

Habsa mengakui , melakukan pembelajaran di rumah sangat sulit karena sebagian besar siswa tidak dapat  konsentarasi menerima mata pelajaran, kondisi tempat pembelajaran melantai.

Habsa berharap , Pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga aktifitas belajar mengajar di sekolah  dapat dilakukan kembali,  agar seluruh siswa didiknya tidak  ketinggalan pelajaran.

Rusli salah satu orang tua siswa merasakan betul dampak pendemi, khususnya kepada anaknya yang terbatas mengikuti pelajaran.

Namun itu ia merasa sangat terbantu dengan adanya Habsa, ibu guru yang meluangkan waktunya untuk mengajar siswa meski seara terbatas.

“Pandemi Covid-19 ini betul-betul membuat siswa tidak bisa belajar maksimal. Tapi Alhamdulillah ada ibu gurunya (Habsa) yang mau mengajar, meski tempatnya terbatas dan waktunya tidak seperti waktu sekolah normal anak-anak tetap bisa belajar,” pungkas Rusli.

Ia pun berharap pandemi segera berakhir dan anak-anak bisa kembali bersekolah secara normal. Meski pemerintah melalui dinas pendidikan nasioanl telah mengumumkan bahwa sekolah sudah bisa buka kembali pada Januari 2021 mendatang, Rusli tetap berharap bahwa itu dilakukan dengan aturan (Protokol Kesehatan) sehingga tidak mengancam anak-anak yang bersekolah.

Hasma siswi kelas 3 yang diajar oleh Habsa mengucapkan terimakasih kepada gururnya tetap bersedia mau mengajar meski masa ada wabah virus yang mengancam.

Ia tau masa pandemi dan adanya bahaya virus corona dari televisi, penyampaian pemerintah desa dan cerita warga. Untuk itu ia tetap waspada dan berharap segera berkakhir dan bisa sekolah normal kembali.

“Rindu maka sekolah, ketemu teman-temanku. Semoga ini virus corona cepat mati,” ucapnya dengan polos.

Habsa saat menjual kue dirumahnya. (Syarif)

(Syarifuddin)

Bagikan