

Katingting.com, Mamuju – Ketua organisasi Balai Peningkatan dan Pengembangan Masyarakat Tani Sulawesi Barat (BPPMT SULBAR) Muhammad Ramadhan menilai sektor pertanian di Sulbar harus diutamakan melihat penduduk daerah ini mayoritas sekira 85 % adalah petani.
Menurut Muhammad Ramadhan, Peningkatan dan pengembangan masyarakat tani di enam kabupaten saat ini malah mengalami penurunan dari sektor-sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Ini juga di akibatkan eksplotasi dan eksplorasi alam yang berlebihan, serta banyaknya alih fungsi lahan, pembalakan liar atau pembakaran hutan, pengerusakan ekosistem laut serta sejumlah program nasional.
“Regulasi yang di bangun pihak pemerintah tidak banyak memprioritaskan sektor pertanian, justeru banyak yang salah sasaran dan dipermainkan. Contoh besar yang terjadi dilapangan adanya intervensi politik yang begitu besar kepada kelompok tani yang pendukungnya kalah dalam suatu pemilihan kepala daerah akan diasingkan dan di jauhkan dari bantuan pemerintah, tumpang tindihnya kelompok tani bahkan kelompok titipan alias kelompok siluman yang keluar masuk istansi sudah menjadi hal yang biasa, dan mirisnya lagi ditambah oknum instansi yang paham hal ini malah ikut bermain, dalam hal demikian pemerintah khususnya bupati terpilih Aras Tammauni, Habsi Wahid, Agus Ambo Djiwa dan Fahmi harus mengutamakan regulasi pertanian yang berpihak pada petani,” kata Muhammad Ramadhan.
Perhatian terhadap pertanian tersebut harus juga diwujudkan dalam kerangka politik ekonomi. Perhatian tersebut pertama berbentuk kesadaran politik (political conciseness) bahwa memang pertanian merupakan sesuatu yang menentukan dan penting, kemudian harus diikuti dengan keinginan politik (political will) untuk memajukan pertanian, lalu disertai dengan keputusan politik (political decision) yang utamanya menyangkut penetapan prioritas, pengembangan program, alokasi sumber daya, dan pengembangan sumberdaya organisasi serta dilengkapi dengan langkah politik (political action) yang secara kongkrit mewujudkan perhatian tersebut dalam bentuk langkah nyata yang langsung terasa hasil dan dampaknya.
Lanjut pria yang akrab disapa Adam ini menuturkan, perkembangan pertanian yang cenderung menurun sudah merupakan argumentasi sangat nyata untuk mengingatkan kita semua agar tidak terlalu cepat menepuk dada berbangga atas keberhasilan pembangunan pertanian saat ini. Hal ini tentu sama sekali tidak bermaksud mengecilkan arti keberhasilan yang telah dicapai. Hanya saja tantangan dan tuntutan yang di hadapi ternyata berjalan lebih cepat dan bereskalasi lebih besar dari apa yang dihasilkan.
Kebijakan pemerintah khususnya kepala daerah yang terpilih seharusnya sigap dalam hal ini dan mempreoritaskan pertanian sebagai hal yang sangat penting. Alotnya perundingan perdangan dunia bidang pertanian, sensitifnya negara-negara berkembang atas isu pertanian, dan seriusnya negara maju dalam mengembangkan pertanian memberikan indikasi masih tetap relevanya antisipasi perkembangan di masa depan yang akan menempatkan pertanian sebagai hal yang utama sebagai landasan kekuatan negara. (Gde)

