
Mamuju, Katinting.com – Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menghadiri Workshop Kick Off Meeting Program Result Based Payment (RBP) Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) yang didanai Green Climate Fund (GCF), Rabu (22/1), di Hotel Maleo, Mamuju.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Irawan Asaad, Korem 142/Tatag, Polda Sulbar, Ketua SCF Arham, sejumlah NGO, dan tamu undangan lainnya.
Bahtiar Baharuddin menegaskan pentingnya memastikan bahwa program penghijauan memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat. Menurutnya, banyak program penghijauan sebelumnya tidak berkelanjutan karena kurang melibatkan masyarakat secara aktif.
“Kita harus belajar dari pengalaman. Penghijauan tanpa manfaat ekonomi hanya membuat masyarakat kurang bersemangat. Karena itu, harus ada nilai ekonomis dari setiap program yang dijalankan,” ujar Bahtiar.
Ia mencontohkan langkah konkret yang telah dilakukan, seperti menanam mangrove yang dilengkapi dengan bibit ikan dan kepiting. Selain itu, untuk lahan tandus, masyarakat diberikan bibit tanaman seperti nangka madu, pala, dan sukun yang memiliki nilai jual tinggi.
“Masyarakat akan lebih semangat jika ada manfaat langsung. Program seperti ini harus terus kita dorong,” tambahnya.
Direktur Mitigasi Perubahan Iklim KLHK, Irawan Asaad, menjelaskan bahwa program RBP merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menurunkan emisi karbon. Program ini dirancang melalui kerja sama antara KLHK, pemerintah daerah, dan NGO, serta didukung oleh pendanaan internasional.
“Program ini adalah bagian dari skema global yang didanai oleh NGO luar negeri dan disalurkan melalui KLHK ke delapan provinsi di Indonesia, termasuk Sulawesi Barat,” ujar Irawan.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan teknis di Sulbar akan dilakukan oleh SCF sebagai mitra pelaksana utama.
Ketua SCF, Arham, menambahkan bahwa saat ini tim sedang mempersiapkan perencanaan arsitektur perubahan iklim di Sulbar. Hal ini mencakup kebijakan, sistem, hingga target yang sesuai dengan kondisi wilayah.
“Target program ini tidak hanya pada lingkungan hidup, tetapi juga untuk memberikan dampak positif pada kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah yang menjadi fokus penghijauan,” tandas Arham.
Melalui workshop ini, diharapkan Sulawesi Barat dapat menjadi contoh sukses dalam implementasi program penghijauan berbasis ekonomi yang mendukung penurunan emisi karbon dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*/Zulkifli)

