Arham Bustaman. (Ist.)
banner 728x90

Pasangkayu, Katinting.com – Pada hari Minggu, 6 September 2020, KPU Pasangkayu merampungkan seluruh proses pendaftaran calon kepala daerah pada pemilu kada serentak 2020 di kantor KPU Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Sebelumnya, bersama Polres Pasangkayu, KPU Pasangkayu aktif melakukan sosialisasi terkait pilkada sebagai imbauan kepada ASN dan perangkat desa agar menjaga netralitas selama pilkada berlangsung.

Ini dimaksudkan, agar semua pihak terkait terhindar dari implikasi hukum yang akan merugikan diri sendiri. Ini merupakan salah satu program pendidikan untuk menjaring pendapat masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan tahapan pilkada 2020.

Di sini pula, Bawaslu Pasangkayu dituntut agar tetap menindak bilamana ada laporan dugaan pelanggaran bagi ASN. Berdasarkan catatan, Bawaslu sudah memproses laporan puluhan ASN yang terindikasi tak netral utamanya di dunia maya.

Pilkada Pasangkayu kali ini merupakan keempat kalinya sejak daerah ini disahkan menjadi otonom 2003 lalu. Pilkada pertama dimulai pada tahun 2005. Abdullah Rasyid dan Agus Ambo Djiwa peraih suara terbanyak kala itu. Pilkada berikutnya, Agus Ambo Djiwa dan Muhammad Saal berhasil menang secara beruntun.

Pilkada tahun ini terasa beda. Pasalnya, bertepatan dengan pandemi corona yang melanda secara mendunia. Selain itu, dari tiga pasangan, satu di antaranya Abdullah Rasyid dan Muhammad Yusri Nur memilih jalur perseorangan yang baru terjadi di daerah ini.

Pendafataran pasangan bakal calon kepala daerah mulai dibuka pada hari Jumat, 4 September 2020. Pasangan Yaumil Ambo Djiwa dan Herny Agus sebagai pendaftar perdana disusul Muhammad Saal dan Musawir Aziz Isham. Dan terakhir, Minggu 6 September 2020, Abdullah Rasyid dan Muhammad Yusri Nur.

Sebagai daerah berstatus zona hijau, sebelum berangkat ke kantor KPU Pasangkayu, pasangan Yaumil-Herny (Yes Smart) mewanti para pendukungnya agar tetap mematuhi protap kesehatan sebagai upaya memutus mata rantai covid-19.

Juga menekankan kepada seluruh pendukung agar mengedepankan politik santun serta tertib dan taat pada aturan KPU maupun pihak keamanan meski punya semangat berapi-api.

Di samping itu, supaya daerah Pasangkayu tercinta tetap kondusif, disampaikan pula agar menciptakan suasana damai dalam mengawal pesta demokrasi pilkada ke depan.

Bersama seluruh partai pengusung dan ribuan pendukung, pasangan Yaumil-Herny mendaftar di KPU Pasangkayu sebagai calon bupati dan wakil bupati.

Pasangan disambut seluruh anggota KPU Pasangkayu. Di halaman kantor KPU Pasangkayu, kedatangannya disuguhkan tarian dari 14 etnis yang mendiami daerah ini. Itu sebagai simbol bahwa Pasangkayu merupakan miniatur Indonesia dalam hal etnis dan budaya.

Itu juga menandakan daerah ini memiliki kemajemukan (heterogen) sehingga semua warga dari suku apapun, tanpa kecuali memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Pasangkayu.

Kemudian tak lama berselang, giliran pasangan Saal-Musawir (Salam) yang mendaftar. Sama halnya Yaumil-Herny, pasangan ini juga diiring oleh ribuan warga pendukung dan tiga partai pengusung yang memiliki kursi di DPRD Pasangkayu.

Saat deklarasi sebelum pendaftaran, dengan tagline “Salam Pasangkayu Bersinar” pasangan ini merupakan arah kebijakan dan pemikiran serta komitmen yang lahir dari keduanya karena realita yang ada di daerah ini.

Dengan meninggalkan pola lama kurang baik yang dinilai lamban dalam mengola organisasi pemerintahan untuk pelayan birokrasi, HM. Saal menjanjikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat dan tidak mau pola fikir ABS (asal bapak senang) dan pola kerja di zona nyaman.

Dan itu menjadi nafas utama bagi pemerintahannya jika medapat amanat rakyat Pasangkayu. Berhimpun dan bergerak bersama, berjuang untuk Pasangkayu yang lebih baik.

Meski begitu, pun akan tetap terus meningakatkan pola-pola yang dianggap baik. Sebab, ia dan pasangannya hadir untuk melayani bukan untuk bsrkuasa.

Perbedaan pandang dan pilihan politik, bagi HM. Saal menjadi sunnatullah (ketentuan ilahi). Kebhinnekaan dan persatuan diharapkan agar tetap harus terjaga tanpa saling fitnah.

Dalam proses demokrasi, biarkan rakyat yang menentukan pilihan, kata HM. Saal saat mengunci orasi politiknya saat deklarasi SALAM.

Sedang calon wakilnya, Musawir Aziz Isham dalam sambutannya, menyebut ia bagian tak terpisahkan dari perjuangan pemekaran kabupaten Pasangkayu.

Samsul Samad terlihat bersemangat menyampaikan orasi politik sebagai dukungan kepada pasangan ini. Anggota DPRD Sulbar dari partai Demokrat itu menyebut, ini kesempatan bagi sedikitnya 40 persen warga suku Mandar di Pasangkayu untuk memlilih Saal-Musawir.

Sementara pasangan balon Abdullah-Yusri (ABRi), melakukan deklarasi di hadapan seluruh simpatisan sebelum mendaftar di kantor KPU Pasangkayu.

Pasangan ini mengusung tagline “Pasangkayu Manarang” yang lebih fokus terhadap kesejahteraan rakyat Pasangkayu. Itu disampaikan Abdullah Rasyid waktu deklarasi kepada seluruh pendukungnya.

Hal senada, sebagai bakal yang akan mewakili Abdullah Rasyid, Muhammad Yusri Nur menjanjikan jika ABRi menang, pihaknya akan membawa masyarakat Pasangkayu merasakan kesejahteraan di semua bidang. Utamanya pendidikan, pertanian, dan perikanan.

Sama seperti kedua pasangan lainnya, pasangan ABRi juga memiliki pendukung begitu banyak saat mengiring keduanya menuju kantor KPU Pasangkayu. Berdasarkan fakta-fakta, jumlahnya ribuan.

Pada setiap kesempatan, ketua KPU Pasangkayu, Syahran Ahmad menyampaikan kepada ketiga pasangan balon, bahwa KPU Pasangkayu akan jujur dan adil serta tetap bekerja secara profesional sesuai dengan tahapan pemilukada yang telah ditetapkan.

Setelah berkas semua bakal calon diserahkan, KPU Pasangkayu akan meneliti berkas dokumen. Selanjutnya, KPU Pasangkayu akan mengumumkan penetepan balon bupati dan wakil bupati pada tanggal 23 September 2020.

Statistik Perelohan Suara Pada Pilkada Dan Pileg Terakhir

Sebagai gambaran, berdasarkan statistik perolehan suara di KPU Pasangkayu bagi masing-masing pasangan dan perseorangan pilkada Pasangkayu 2015 menunjukkan pasangan Muhammad Yusri Nur dan Amran S Nuhung mendapat perolehan suara paling buncit yakni 367 suara atau 0,47 persen dari total suara sah.

Sedangkan pasangan Agus Ambo Djiwa dan Muhammad Saal sebagai pemenang, memperoleh suara tertinggi dengan jumalh perolehan 46.185 suara atau 58,77 persen.

Angka itu terpaut 14.147 suara dari pasangan Abdullah Rasyid dan Marigun Rasyid yang berada di posisi kedua dengan raihan suara 32.038 suara atau 40,77 persen dari total suara sah yaitu 78.590 suara.

Sementara, hanya 406 Suara dinyatakan tidak sah dari keseluruhan DPT atau wajib pilih yang memberikan dukungan suara yaitu 78.994 atau 99,49 persen.

Lalu, pada pemilu serentak 2019, sebagai caleg kabupaten Pasangkayu, suara pribadi Yaumil Ambo Djiwa yakni 1.587 untuk dapil Pasangkayu, Pedongga dan Tikke Raya. Sedang, Herny Agus mendapat dukungan 34,191 dapil kabupaten Pasangkayu sebagai caleg DPR RI.

Jika seluruh perolehan dari sembilan partai koalisi yang memiliki kursi di DPRD Pasangkayu digabung, maka jumlahnya mencapai 51 ribu atau lebih dari separuh wajib pilih.

Sedangkan sisanya, diambil tiga partai koalisi pendukung Saal-Musawir, sebab Abdullah-Yusri tidak satupun didukung partai. Namun, Musawir Aziz Isham selaku caleg DPRD Pasangkayu dapil Baras, Bulutaba dan Lariang, mendapat 1.336 suara.

Sebagai caleg provinsi Sulbar, perolehan suara pribadi Muhammad Yusri Nur yaitu 3.829 suara melalui partai Perindo dan menempati urutan keempat dari enam kursi dapil Pasangkayu.

Itu hanya komparasi dan semua angka itu tidak menjamin kemenangan pada pilkada tahun ini. Sebab, melihat kecenderungan sebagian masyarakat masih pragmatis terhadap setiap penjaringan calon pemimpin ataupun wakil rakyat.

Kalkulasi itupun masih sangat mungkin untuk berubah, karena polituk itu dinamis. Sebab tiadanya hasil survei yang terpublikasi, maka sebagai catatan masing-masing pasangan masih mempunyai peluang yang sama.

*Catatan Arham Bustaman

Bagikan