Ilustrasi kantin dalam sekolah. (dok Int)
banner 728x90

Mamuju Tengah, Katinting.com – Saat Pandemi Covid – 19 melanda hampir seluruh ruang aktivitas masyarakat tahun 2020 lalu, tidak terkecuali pembatasan tatap muka di sejumlah sekolah reguler mulai dari sekolah milik pemerintah hingga milik swasta.

Kondisi tersebut mengharuskan pengelola sekolah melakukan pembatasan aktivitas dilingkup sekolah termasuk dengan keberadaan kantin, pengelolanya diminta tidak melakukan aktivitas jual beli dilingkup sekolah, sehingga semua pengelola kantin dilingkup SMAN I Topoyo, untuk keluar dari dalam area pagar sekolah.

Semua pengelola kantin saat itu, patuh pada kebijakan yang diterapkan oleh pengelola SMUN I Topoyo, dan menjadi kesepakatan dari hasil rapat internal SMAN I Topoyo, yang disetujui oleh Kepala Sekolah kala itu, bahkan kesepakatan tambahan bahwa jika kondisi sudah membaik, pengelola kantin juga tidak serta merta diisinkan masuk kembali, tanpa sepengetahuan Kepala Sekolah.

Akan tetapi tak berselang lama Covid-19 dinyatakan berlalu, dan proses aktivitas dilingkup sekolah kembali normal, sehingga sejumlah pengelola kantin kembali beraktivitas didalam tanpa sepengetahuan kepala sekolah, hanya izin dari salah seorang oknum pengelola di SMAN I Topoyo.

Akan tetapi ada satu pengelola kantin yang merasa dianaktirikan oleh pengelola sekolah, sebab tak mendapatkan izin dari Kepala Sekolah untuk kembali berjualan didalam ruang kantin, dan ini menjadi sorotan LPP Sulawesi Barat, melalui keterangan persnya yang diterima oleh laman ini, Ketua LPP Sulbar Kurniawan Idrus, bahwa berdasarkan hasil penelusurannya, menemukan ada salah satu pengelola kantin yang merupakan pengelola kantin dalam wilayah pagar SMAN I Topoyo, dan tak mendapatkan izin kembali dari Kepala Sekolah, dan kesimpulan LPP Sulbar karena pengelola kantin tersebut dianggap berbeda keyakinan kebanyak pengelola SMAN I Topoyo.

“Jadi ini kami simpulkan, pasca kami bertemu dengan salah seorang pemuka agama, yang kebetulan suami dari pengelola kantin, yang tak mendapatkan izin dari Kepala Sekolah” sebut Kurniawan Idrus.

Atas hal itu, LPP Sulbar mendesak pemerintah Sulawesi Barat, melalui Gubernur Sulawesi Barat, kiranya, dapat menarik Kepala Sekolah dan beberapa Guru di SMAN I Topoyo, karena dianggap tak menerapkan azas keadilan dalam pengelolan ruang sekolah.

“Sebab ini tidak etis bila hal demikian terjadi dilingkungan sekolah, dengan adanya kebijakan yang tak berkeadilan, karenanya kami minta kiranya Kepala Sekolah SMAN I Topoyo dan beberapa gurunya ditarik” tegas Kurniawan.

Terpisah, dalam upaya konfirmasi yang dilakukan oleh laman ini, Kepala Sekolah SMAN I Topoyo Yusuf, dengan gamblang menjelaskan bahwa ada dua peristiwa yang terjadi disekolahnya, tanpa sepengetahuannya, tetiba menjadi tanggungjawabnya, padahal semua peristiwa itu, tidak sama sekali melalui kebijakannya.

Terkait adanya pengelola kantin yang merasa dianak tirikan, tak seperti faktanya, karena, menurut Yusuf, sampai saat ini belum ada izin yang dikeluarkannya, untuk mengisinkan salah satu pengelola kantin, kembali masuk dalam ruang sekolah untuk berjualan pasca pandemi Cavid-19 berlalu.

“Tetiba saja sejumlah pengelola kantin masuk menjual dan baru dirinya ketahui sepulang dirinya Mataram usai libur lebaran lalu, dan ternyata ada oknum dari salah seorang pengelola SMAN I Topoyo yang memberikan izin, karenanya, saya kesal, kenapa ada yang melanggar kesepakatan” tutur Yusuf.

Ia juga mengakui bahwa benar sudah pernah ada mediasi, tapi dirinya tidak terlibat dalam mediasi tersebut, dikarenakan dirinya ada tugas dinas luar daerah, yang hadir sepengetahuannya, adalah oknum yang memberikan izin kepada sebagian pengelola kantin ini masuk.

“Jadinya, saat ini, malah heran, kenapa masalahnya semua ditimpahkan ke saya, sementara saya sampai saat ini belum pernah, memberikan izin kepada satupun pengelola kantin untuk masuk, saya malah meminta yang memberikan izin menyelesaikan masalah itu, tapi sudah gaduh diluar, jadi ini bukan soal karena perbedaan keyakinan, ini soal kebijakan yang memang tanpa sepengetahuan saya” ungkap Yusuf.

Untuk itu, hari ini, dirinya menggelar rapat guru, untuk mendapatkan solusi, termasuk kemudian kemungkinan akan mengeluarkan pengelola kantin yang kembali masuk tanpa sepengetahuan dirinya.

“Mohon doanya, semoga ada solusi terbaik hari ini, sebab saya baru akan memimpin rapat bersama guru” pungkas Yusuf diujung telepon. (Fhatur Anjasmara)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here