Anggota DPRD Sulbar, Sudirman saat menggelar reses di Desa Salumokanan Utara.
banner 728x90

Mamasa, Katinting.com – Petani Desa Salumokanan Utara mengeluhkan kelangkaan pupuk.

Hatta salah seorang masyakatmenyampaikan nasib petani Desa Salumokanan diambang kehancuran karena ulah pemerintah dengan membuat sistem penjualan puuk yang dipihak ketigakan.

Baca juga : Data Masih Menjadi Masalah di Mamasa

“Tolong ini ditindaklanjuti bagian mana bapak arahkan ini,” kata Hatta kepada Sudirman saat menggelar Sosper di Desa Salumokanan Utara, Kecamatan Ratebulahan Timur Kabupaten Mamasa, Minggu (28/8/22).

Hatta menyampaikan masyarakat Desa sangat disulitkan dengan kelangkaan pupuk pertanian. Penyalur pupuk hanya ada di Desa Keppe Kecamatan Mambi. Untuk kesana mereka butuh biaya lagi.
“Harga disana sangat mahal. Sekarang dibayar, tiga bulan kedepan baru ada. Padi terlanjur berbuah, pupuk belum datang,” keluh Hatta.

“Dulu waktu masih dijual bebas, kami dapat pupuk urea perliter 2 ribu rupiah, sekarang setelah dipihak ketigakan harga nya 3000-3500 rupiah. Begitupun dengan pupuk yang lain,” sambungnya.

Menggapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Sulbar mengatakan kelangkaan pupuk saat ini memang menjadi masalah di semua daerah.

“Karena pupuk ini di tender di pusat. Pusat yang tentukan,” ungkapnya.

Namun yang disayangkan Sudirman adalah masyarakat terlalu lama menunggu kedatangan pupuk. “Memang dalam prosedur nya itu masukkan dulu uang baru keluar. Tapi sebenarnya pupuk itu harus ada ditempat. Tidak boleh menunggu terlalu lama,” sebutnya.

Sudirman berjanji kepada masyarakat setibanya di Mamuju akan memanggil Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perkebunan untuk mebahas persoalan tersebut.

“Ini akan saya sampaikan karena ternyata berbulan-bulan baru dapat pupuk. Ini yang salah. Saya akan panggil kepala dinas untuk cari solusi,” pungkasnya.

(*)

Bagikan
Deskripsi gambar...

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here