Mateng, Katinting.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Dapil Sulbar, Suhardi Duka membuka kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek) pemanfaatan sawit sebagai penggerak ekonomi rakyat secara nasional, disalah satu wisma di Topoyo, Mamuu Tengah (Mateng), Rabu (20/10/21).
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. David Daud dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini dalam rangkaian menyatukan persepsi dalam peningkatan tanaman sawit baik dalam proses penanaman, pemeliharaan, proses panen dan pasca panen kelapa sawit.
“Kita harus memberikan bimtek budidaya tanaman mulai dari hulu sampai hilir. Dengan harapan dapat merubah pola berkebun menjadi lebih modern yang memberikan nilai tambah dan daya saing dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Ketua DPRD Mateng, Arsal Aras yang juga hadir dalam Bimtek itu menuturkan komuditas kelapa sawit ini memang menjadi primadona di Bumi Lalla Tasisara’ ini.
Belakangan ini harganya Tandan Buah Segaris (TBS) sawit lumayan bagus. Hanya saja buahnya yang kurang. Olehnya dia berharap dengan adanya Bimtek ini dapat meningkatkan produktivitas buah petani di Mateng.
Dia juga menyambut baik dengan adanya replanting sawir di Mateng. “Mudah-mudahan ini betul-betul dijalankan sesuai dengan koridor tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan kementerian Pertanian,” ujarnya.
Salah satu yang menjadi persoalan para petani sawit di Mateng adalah kurang baiknya infrastruktur jalan perkebunan sawit. Olehnya dia berharap kepada Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian untuk memperhatikan hal tersebut.
“Pemda punya keterbatasan jalan kabupaten, kecamatan dan desa sampai hari ini belum bagus-bagus. Apalagi di karena pandemi sehingga terjadi refocusing. Kami mohon ada perhatian infrastruktur jalan-jalan kebun sawit. Dengan bertambahnya produksi maka berefek pada infrastruktur,” ungkapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Dapil Sulbar, Suhardi Duka menyampaikan pihaknya datang kesini bersama dengan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian agar bagaimana menjawab semua permasalahan petani sehingga produktivitas petani meningkat.
Karena menurutnya, meskipun lahan sawit milik petani luas, tetapi kalau produktivitas nya rendah, percuma saja.
“Saya yakin akhir 2021 hingga 2022 harga sawit mencapai Rp.3000/kg. Dan saya kira ini akan meningkatkan kesejahteraan petani,” sebutnya.
SDK sapaan akrabnya ini juga berpesan kepada para petani yang menjadi peserta dalam Bimtek itu untuk memperkuat kelompok untuk melawan Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) agar tidak mempermainkan harga.
“Harus berkelompok kemudian membentuk Gapoktan. Dengan demikian PKS -PKS tidak seenaknya saja menurunkan harga sawit,” tutup SDK.
Usai menyampaikannya sambutannya, SDK juga menyerahkan secara simbolis bantuan kepada petani yakni bantuan kebun bibit rakyat (KBR) sebesar Rp. 100 Juta dan bantuan Pengembangan perhutanan sosial Nusantara senilai Rp.50 juta.
(Zulkifli)