Sekkab Mamuju Tengah Askary Anwar bersama Kadis Pertanian Sulawesi Barat Mukhtar, didampingi oleh Asisten Bidang Pembangunan Mamuju Tengah Abd Rajab Tanrijalling dan Kadis Pertanian Mamuju Tengah Herianto, saat melakukan potong padi pada panen raya di Desa Pasapa, Kecamatan Budong budong, Kamis 17 Februari 2022. (Dok Fhatur Anjasmara)
banner 728x90

 

 

Mateng, Katinting.com – Dengan modal luas kawasan persawahan hingga mencapai 700 hektar, Desa Pasapa, Kecamatan Budong budong, Kabupaten Mamuju Tengah, menyatakan siap menjadi salah satu pusat lumbung padi di Mamuju Tengah dimasa akan datang.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Pasapa Yakub, saat menyampaikan laporannya, pada kegiatan panen raya komoditas padi perdana di Desa Pasapa, Kamis (17/02), yang dihadiri oleh Sekertaris Kabupaten Mamuju Tengah Askary Anwar, Kepala Dinas Pertanian Sulbar Mukhtar, Asisten Bidang Pembangunan Abd Rajab Tanrijalling, Kepala Dinas Pertanian Mamuju Tengah Herianto, beserta sejumlah petani sawah di Desa Pasapa.

Ia menuturkan bahwa potensi persawahan di Desa Pasapa, mencapai 700 hektar, dengan alokasi sawah produktif 500 hektar dan sawah non produktif 200 hektar, dimana sawah non produktif ini, karena setiap saat terpapar banjir luapan dari Sungai Barakkang.

“Karenanya kesempatan ini, kami berharap kiranya yang 200 hektar ini dapat mendapatkan perhatian, untuk didapatkan solusi agar tak terpapar banjir, sehingga potensinya bisa menghasilkan secara maksimal” tutur Yakub.

Katanya, sebagai salah satu desa terjauh dari Kecamatan Budong budong, dengan luas wilayah kurang lebih 1.962 hektar bujur sangkar, memiliki kawasan pertanian hingga 700 hektar dan 1.123 hektar adalah perkebunan dan 9 hektar lebih sedikit adalah kawasan pemukiman.

“Dengan modal luas kawasan potensi persawahan yang kami miliki ini, kami berharap dan bercita cita kedepan desa kami, menjadi salah satu lumbung padi di Mamuju Tengah, karenanya kami membutuhkan perhatian dari pemerintah kabupaten, guna memperkuat program berkesinambungan di desa kami” kata Yakub.

Melalui Kepala DinasPertanian Mamuju Tengah Herianto, menjelaskan bahwa meskipun Pasapa bercita cita menjadi salah satu lumbung padi di masa mendatang, namun dari data yang ada di Dinas Pertanian Mamuju Tengah, potensi kawasan lahan persawahan mencapai 630 hektar.

“Tentu dengan luasan ini, Pasapa sudah masuk kategori lumbung padi, karena merupakan kontribusi penghasil beras di Mamuju Tengah sebesar 13 persen dari total produksi padi, dan ini sudah diukur oleh tim lahan pertanian pangan perkebunan dan LP2B tahun 2021 lalu, dengan nilai produksi 3 sampai 4 ton perhektar” singkat Herianto.

Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Barat Mukhtar, menyampaikan bahwa pihaknya juga memiliki data, dimana Pasapa adalah wilayah potensi beras di Mamuju Tengah, sebagai penyandang penyedia pangan, dan memiliki potensi sektor pertanian yang sangat prospek.

“Untuk itu, pemerintah propinsi dengan kewenangan yang dimilikinya, akan terus mengupayakan bagaimana masyarakat bisa menghasilkan beras sendiri, sebagai kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi beras” beber Mukhtar.

Dalam sambutannya, Sekkab Mamuju Tengah Askary Anwar, menyampaikan apresiasinya kepada para petani dan pemerintah Desa Pasapa, Kecamatan Budong budong, sebab para petani dari Pasapa memiliki andil besar dalam penyedian pangan bagi masyarakat Mamuju Tengah lewat panen raya padi.

“Kegiatan panen raya di Desa Pasapa ini memiliki peran strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan produksi pangan berperan sangat penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan, di tengah pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat” ujar Askary.

Berangkat dari data potensi komoditas yang dimiliki oleh Mamuju Tengah, pihaknya telah melakukan pemetaan, di mana lahan persawahan di Desa Pasapa, masuk dalam cetak biru lahan potensi penyanggah pangan di masa akan datang.

“Sebab itu, kami berharap kepada masyarakat petani di Desa Pasapa, agar kiranya potensi lahan persawahan yang dimilikinya, jangan di konversi ke lahan perkebunan, tetaplah potensi persawahan di Desa Pasapa ini dipertahankan, dan Desa Pasapa dan Desa Bojo, memang menjadi skala prioritas pengembangan penyanggah pangan” pungkas Askary.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan