Bupati Mamuju saat sambutan pada kehadiran Ketua DPD RI. (Hms)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti beserta Sekjen Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Hj. RA. Yani Kuswodidjoyo, melaksanakan lawatan kerja ke Kabupaten Mamuju. Mamuju (30/5).

Kunjungan Ketua DPD RI kali ini adalah untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan rencana pelaksanaan Festival Adat Kerajaan Nusantara (FAKN) I Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) di Sumedang, September nanti.

“Keberlangsungan NKRI tidak akan bisa dilepaskan dari peranan kerajaan-kerajaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, negara mengakui dan memberikan tempat yang khusus bagi keberadaan Kerajaan Nusantara sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Pasal 18B Ayat 2,” papar La Nyalla dalam sambutannya.

Ia mengungkapkan tentang rencana pelaksanaan FAKN I. “Sebagai representatif daerah, DPD RI berkepentingan untuk mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperhatikan, menghormati, dan melindungi Kerajaan Nusantara sebagai pondasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, DPD RI berencana menggelar Pertemuan Raja dan Sultan se-Nusantara untuk menyuarakan kepentingan dan eksistensi Kerajaan Nusantara sebagai bagian dari penguat dan pengikat nilai kebudayaan dan sejarah kelahiran Indonesia”.

La Nyalla beserta rombongan disambut oleh Bupati Mamuju, Hj. Sitti Sutinah Suhardi, di Rumah Adat Kabupaten Mamuju. Ia menyatakan rasa terimakasih atas kunjungan tersebut.

“Kunjungan kerja ini tentu merupakan kehormatan besar bagi kami pribadi, karena untuk pertama kalinya saya yang baru dilantik awal tahun ini sebagai bupati, dapat menerima kunjungan resmi dari Bapak Ketua DPD serta seluruh unsur MAKN dalam agenda silaturahmi ini,” sebutnya.

Di samping itu, ia pun mengungkapkan harapan tentang sinergitas dalam pembangunan. “Saya sangat berkeinginan sinergitas yang akan kita bangun nantinya tidak hanya menyentuh pada aspek fisik, melainkan juga harus berorientasi pada pengembangan non materil yang berkaitan dengan pola pikir dan kebiasaan masyarakat sehingga kearifan lokal dan khasanah budaya dapat kita pertahankan. Bukan hanya secara kasat mata, namun lebih kepada mental dan emosional, kita akan tetap berpegang teguh pada budaya yang kita miliki”.

Sutinah juga mengutarakan keresahan tentang pergeseran budaya yang terjadi di kalangan generasi muda. “Sangat kita rasakan generasi muda kita sekarang lebih senang berlama-lama menghafalkan gerakan Tiktok daripada mempelajari tarian tradisional kita, atau lebih buruk lagi mereka lebih memilih kebarat-baratan daripada harus belajar tutur bahasa daerah. Hal ini sedikit banyak akan mengikis kearifan lokal yang menjadi kekayaan bangsa kita”.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Putra Mahkota Kerajaan Mamuju, Bau Akram Dai, Galaqgar Pitu, serta unsur pemangku adat lainnya. Dalam acara tersebut, Bau Akram Dai menuturkan bahwa Mandar bukan hanya semata etnis. Tapi wilayah Paku hingga Suremana. Mamuju adalah salah satu dari tujuh kerajaan dalam Pitu Baqbana Binanga di jazirah Mandar.

Akram kemudian mengutip sebuah Pepatah Mamuju tentang budaya siriq atau malu. “Aplikasinya, semua permasalahan di masyarakat yang berkaitan dengan siriq, dapat kita selesaikan dengan menjalin sinergi. Kita malu jika angka kemiskinan, stunting, dan pendidikan kita masih buruk,” tukasnya.

Acara ini juga diisi dengan penyerahan cindramata dari Putera Mahkota Kerajaan Mamuju kepada Ketua DPD RI berupa keris dan piagam penghargaan, dilanjutkan dengan penyerahan Proposal Revitalisasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kawasan Rumah Adat Serta Makam Raja-Raja di Kabupaten Mamuju Untuk Tahun Anggaran 2021.

(ADV. Diskominfosandi/RF)

Bagikan