Minyak goreng non kemasan atau lazim disebut minyak goreng curah. (Dok. Int)
banner 728x90

 

Mateng, Katinting.com – Sejak minyak goreng mengalami kelangkaan dan lonjakan harga di hampir seluruh wilayah Indonesia, Mamuju Tengah, termasuk daerah terdampak cukup parah, karena sebagai penyumbang CPO, tentu sangat aneh jika juga turut merasakan kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng.

Untuk itu, pemerintah kabupaten Mamuju Tengah, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) mensiasati kondisi kelangkaan minyak goreng, dengan mengajak sejumlah pedagang besar, untuk mendatangkan minyak goreng di Bumi Lalla Tassisara.

Alhasil, memasuki pertengah bulan suci Ramadhan, Mamuju Tengah sudah dibanjiri minyak goreng non kemasan berupa curah, yang di beli lansung dari PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Pasangkayu, Sulbar.

Dan dalam rangka memastikan tidak terjadinya upaya adanya pedagang mempermainkan harga, di tingkat pengecer, Disdagperin, menetapkan secara khusus siapa yang dapat menjadi agen penyalur dan pengecer di Mamuju Tengah.

“Jadi dari pola kerja penyaluran dan pemantauan yang kami lakukan, sampai saat ini, kami mendapatkan info, kalau sudah mulai terjadi penurunan harga beberapa jenis minyak goreng, dengan masuknya puluhan ton minyak goreng curah di Mamuju Tengah” ungkap Kepala Disdagperin Mamuju Tengah, Colleng Sulaiman, Rabu (27/04)

Ia menuturkan puluhan ton minyak goreng curah masuk Mamuju Tengah, dan sudah di distribusi ke lima kecamatan di Mamuju Tengah, sehingga kelangkaan minyak goreng di lima wilayah kecamatan di Mamuju Tengah, di tengah tengah masyarakat sudah bisa teratasi.

“Jadi ke Kecamatan Pengale sebanyak 9 Ton, Kecamatan Budong budong sebanyak 9 Ton, Kecamatan Tobadak 18 Ton, Kecamatan Karossa 18 Ton dan Kecamatan Topoyo 36 Ton, jadi totalnya yang sudah masuk Mamuju Tengah minyak goreng curah, sebanyak 90 Ton” tutur Colleng.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan