Salah seorang warga yang sedang divaksin di daerah Mamuju Tengah. (Ist)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Tak banyak pilihan. Salah satu diantara sedikit upaya yang dapat termpuh mengatasi pandemi virus korona adalah melakukan vaksinasi Covid-19.

Vaksin dapat meredam virus, karena mampu menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok atau biasa juga disebut kekebalan populasi.

Menurut World Health Organization (WHO), herd immunity adalah konsep yang digunakan untuk mengimunisasi. Suatu populasi dapat terlindung dari virus jika cakupan imunisasi atau vaksinasi tercapai.

Saat ini pemerintah di berbagai jenjang, telah menjalankan program guna memperlambat penularan dan mengendalikan Covid-19.

Langkahnya dengan jarak fisik, memakai masker saat berada di tempat ramai, dan sering mencuci tangan. Protokol kesehatan (prokes) tersebut bahkan sudah diterapkan sejak awal pandemi. Prokes itu kini menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun berada.

Sekarang, yang paling gencar dijalankan pemerintah hingga di daerah-daerah, tak terkecuali di Provinsi Sulbar, adalah vaksinasi. Mulai dari menyasar pelajar, pekerja pemerintahan maupun swasta, hingga lansia. Namun, jumlah sasaran vaksinasi dengan jumlah vaksin yan sudah diterima di provinsi ini belum berimbang.

Mencermati data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar per 16 Oktober 2021, tertera total sasaran vaksinasi mencpai 1.089.420 jiwa. Sedangkan vaksin yang sudah diterima di Sulbar barus menyentuh 738.990 dosis. Rinciannya: Vaksin Sonivac 497.480 dosis, Astra Zeneca 90.790 dosis, Moderna 84.840 dosis, dan Vaksin Pfizer 65.520 dosis.

Untuk itu, Juru Bicara Covid-19 Sulbar Safaruddin Sanusi DM menyampaikan, untuk mencapai target terciptanya herd immunity, program vaksinasi ini harus tuntas. Namun, masih banyak dosis vaksin yang dibutuhkan untuk daerah ini.

Kebutuhan itu bahkan jauh lebih besar kalau dikalkulasikan kebutuhan untuk pemberian dosis pertama dan dosis kedua.

“Setiap orang harus mendapat dua kali suntikan, kan begitu,” ucap Safaruddin, kemarin.

Ketersediaan vaksin ini amat vital untuk menunjunkan upaya yang dilakukan pemerintah daerah bersama lembaga vertikal dalam mempercepat capaian vaksinasi. Ini harus tetap digenjot, meski di lapangan progrersnya sudah mulai menggembirakan. Setiap hari ada penambahan yang sudah divaksin.

“Sekarang, kita butuh tambahan pasokan vaksin agar pelaksanaan vaksinasi di lapangan kita tidak kelabakan nantinya,” ucap Safaruddin.

Seperti biasa, Safaruddin tak lupa mengingatkan agar masyarakat tidak perlu khawatir divaksin. Ini aman untuk digunakan. Jangan terkontaminasi dengan informasi yang tak jelas sumbernya mengenai efek samping vaksin ini.

Jangan Lengah

Kasus kematian karena Covid-19 di Sulbar, sepekan terakhir dinyatakan zero. Begitu juga kasus positif virus korona ini juga sangat minim. Bahkan seringkali tak ada kasus yang ditemukan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar drg Asran menyampaikan, tidak adanya kasus kematian dan rendahnya positif korona disebabkan vaksinasi Covid-19 cukup massif dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan (prokes) sangat tinggi.

drg Asran mengaku sangat bersyukur. Tak lupa dokter yang satu ini menyampaikan terima kasih atas kerja keras, sinergitas, dan kolaborasi tenaga kesehatan, pemerintah kabupaten dan forum koordinasi pimpinan daerah, utamanya TNI dan Polri, dalam menjalankan vaksinasi di semua lini.

“Itu adalah buah hasil kerja dari kita semua, hasil koordinasi, hasil kerjasama dengan semangat keluarga dan persaudaraan yang membawa kita pada predikat itu,” kata drg Asran, belum lama ini.

Meski situasinya mulai kelihatan hasilnya, ia tetap mengimbau agar masyarakat terus waspada serta tetap disiplin menjalankan prokes. Selain itu, pihaknya juga terus mengupayakan percepatan vaksinasi Covid-19.

Pesannya, “kita tidak boleh terlena, apalagi ini mendekati akhir tahun. Di akhir tahun semua itu bisa muncul, yang bisa menimbulkan kerumunan. Marilah kita sadar dan memahami bahagar di akhir tahun kita tetap disiplin protokol Covid-19”.

Ia berharap seluruh lapisan masyarakat untuk terus melanjutkan vaksinasi ini, mendorong yang balum aggar mau vaksinasi. “Sehingga kita mencapai herd immunity,” tambahnya.

Dari laporan tim Satgas Covid-19, terdapat 20 provinsi di Indonesia yang memiliki angka kematian di bawah rata-rata nasional.

Lalu, ada 11 provinsi yang memiliki persentase angka kematian di bawah dua persen, yakni Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sultra, Bali, Kaltim, Papua Barat, dan Sulbar.

(Laporam : Anhar)

Bagikan

Comments are closed.