Suasana penerima warga baru di dua UPT masing masing UPT Saluandeang dan UPT Salulisu, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah, pada Selasa 26 Oktober 2021. (Dok. Fhatur Anjasmara)
banner 728x90

 

Mateng, Katinting.com – Dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, sebanyak 86 kepala keluarga menjadi warga baru Mamuju Tengah, untuk dua unit pemukiman transmigrasi (UPT) di kecamatan Tobadak.

Dua UPT penerima warga transmigrasi baru, adalah UPT Saluandeang dan UPT Salulisu, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, dengan pembagian jumlah penempatan tiap UPT masing masing untuk UPT Saluandeng menerima warga baru sebanyak 35 KK warga transmigrasi lokal, 13 transmigrasi asal yakni 10 KK dari DI Yogyakarta dan 3 KK dari Blitar Jatim.

Untuk UPT Salulisu, menerima warga baru transmigrasi sebanyak 30 KK warga transmigrasi lokal dan sebanyak 8 KK dari Trenggalek Jatim sebagai warga transmigrasi asal.

“Tentu ini adalah menjadi bagian perhatian dari pemerintah pusat melalui pemerintah propinsi Sulawesi Barat kepada kabupaten Mamuju Tengah, sebagai daerah otonom baru, khususnya di sektor transmigrasi, karena Mamuju Tengah menjadi bagian dalam RPJM Nasional sebagai kawasan transmigrasi, dan ini memberikan peluang Mamuju Tengah mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat” ujar Wakil Bupati Mamuju Tengah, Muh Amin Jasa dihadapan warga baru UPT dan Gubernur Sulbar serta hadirin yang hadir pada Selasa kemarin (26/10).

Ditempat yang sama Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar, menuturkan bahwa transmigrasi ini adalah perpindahan penduduk secara sukarela dari satu tempat ketempat yang lain, dari satu daerah ke daerah yang lain demi meningkatkjan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi.

“Di mana pemukiman transmigrasi merupakan satu kesatuan pemukiman atau bagian dari satu pemukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha transmigrasi selama 5 tahun akan dibina sebelum menjadi desa otonom baru yang mandiri” tutur Ali Baal Masdar yang akrab disapa ABM.

Karenanya, kepada warga baru di dua UPT, Ia berpesan kiranya, bisa mengoptimalkan kesempatan yang ada, selama di UPT yang baru ini, untuk segera bergerak memulai hidup baru, paling penting kemudian menghargai ada dan kebiasaan yang ada di masyarakat lokal pada wilayah yang baru bagi mereka.

“Saling hormat menghormatilah dan saling menghargai kebiasaan dan budaya masing-masing dilokasi tersebut, bekerja dan saling bahu-membahu dan saling gotong royong dalam pembentukan karakter dan pembangunan desa tersebut, setiap ada perbedaan atau permasalahan mari duduk secara bersama selesaikan dengan persaudaraan dalam musyawarah” pesan ABM.

Terpisah mewakili Dirjen PKH dan Tanaman Pangan, Herlina Ratna Mustika Dewi, menyampaikan sambutannya kepada warga yang di tempatkan di dua UPT di Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah.

“Yang pasti kehadiran 86 KK untuk dua UPT ini, akan menjadi tanggungjawab kami memberikan perhatian dengan membantu pelaksanaan program pengembangan pertanian terpadu terintegrasi berbasis teknologi, di mana provinsi Sulawesi Barat adalah menjadi salah satu provinsi penyangga logistik untuk komoditi pangan bagi ibu kota baru yang insya Allah akan dibangun di beberapa kabupaten wilayah Sulbar” jelas Herlina.

Letak Sulbar secara geografis khususnya Mamuju Tengah sebagai kawasan transmigrasi, sangat menguntungkan bagi ibu kota baru negara, sebagai penyanggah berbagai kebutuhan komoditas di masa akan datang bagi ibukota baru negara. Maka kawasan transmigrasi ini akan menjadi salah satu kawasan penyanggah kebutuhan pangan di ibukota baru negara.

“Sektor komoditi pangan baik pertanian peternakan dan perikanan yang masih sangat besar peluang dengan skala perbandingan jumlah penduduk yang masih relatif kecil karena itulah Provinsi Sulawesi Barat menjadi salah satu provinsi yang akan dijadikan sebagai penyangga pusat logistik pangan untuk pembangunan ibu kota baru dalam pembangunan pertanian terpadu terintegrasi dalam hal ini kami akan mengeksplor seluruh potensi alam baik dari sektor pertanian peternakan dan perikanan dengan mengaplikasikan seluruh komoditi pangan” pungkas Herlina.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan