Jakarta, Katinting.com – Sebuah inisiatif koalisi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), dan 19 media lainnya telah mengadakan “live fact checking” pada debat perdana pilpres di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta.
Debat ini membahas topik-topik seperti pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, menegaskan pentingnya debat capres untuk memahami posisi serta kebijakan kandidat terkait isu-isu bangsa. Namun, tahapan verifikasi klaim para kandidat oleh tim media dalam koalisi memiliki peran yang sama pentingnya.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada data yang keliru atau disalahgunakan oleh para kandidat,” ujarnya.
Upaya verifikasi fakta yang dilakukan oleh anggota koalisi bertujuan membantu publik dalam memeriksa keakuratan klaim para kandidat.
Sekjen AJI, Ika Ningtyas, menyatakan bahwa beberapa pernyataan kandidat dalam debat tidak sepenuhnya sesuai dengan konteks dan data yang ada.
“Ada klaim yang sesuai dengan fakta, tetapi ada pula yang menyesatkan. Ini menunjukkan ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan dengan konteks,” tambahnya.
Dalam sesi “live fact checking” pada debat capres perdana, hingga pukul 22.30 WIB, koalisi berhasil memeriksa 41 klaim dari para kandidat dan menghasilkan 54 artikel. Jumlah ini masih dapat bertambah seiring berjalannya waktu.
Kolaborasi antara AJI, AMSI, MAFINDO, dan 19 media lainnya bertujuan membantu publik dalam memeriksa keakuratan pernyataan atau klaim para kandidat. Harapannya, publik tidak terjebak pada hoaks atau pernyataan yang tidak didasarkan pada data, yang seharusnya menjadi budaya yang produktif di era demokrasi.
Debat capres dalam Pilpres 2024 akan diadakan sebanyak lima kali. Debat kedua direncanakan akan membahas tema ekonomi, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan pada tanggal 22 Desember. (*)