banner 728x90

Jakarta, Katinting.com – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menyelenggarakan Indonesia Digital Conference (IDC) 2024 pada 28-29 Agustus 2024 di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta.

Mengusung tema “Inovasi untuk Keberlanjutan,” IDC 2024 hadir di tengah kondisi media yang penuh tantangan, dengan fokus pada adaptasi dan inovasi dalam menghadapi disrupsi digital dan perubahan politik yang signifikan.

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, dalam sambutannya mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi industri media yang tidak stabil.

“Indonesia Digital Conference 2024 hadir di tengah kondisi media yang sedang tidak baik-baik saja. Disrupsi luar biasa dan kondisi politik yang penuh tantangan,” ujar Wahyu.

Selama setahun terakhir, jumlah pengunjung ke website dan aplikasi berita menurun drastis, demikian juga dengan pendapatan media. Beberapa perusahaan media bahkan terpaksa mengurangi jumlah jurnalis mereka untuk beradaptasi dengan proyeksi bisnis yang tidak menentu.

Wahyu menekankan bahwa disrupsi digital yang terjadi dalam 10-15 tahun terakhir telah mengubah secara mendasar industri pers di seluruh dunia. Kini, distribusi berita lebih banyak berada di tangan platform digital global seperti Google, Meta, X, dan Tiktok. Menurut laporan Reuters Institute for the Study of Journalism yang dirilis pada Januari 2024, jumlah pengunjung situs berita menurun signifikan seiring dengan merosotnya traffic dari media sosial.

Dalam menghadapi tantangan ini, Wahyu menekankan dua hal utama yang perlu dilakukan media: beradaptasi dengan teknologi yang berubah dan berinovasi untuk menciptakan nilai baru dalam jurnalisme.

IDC 2024 juga menandai kolaborasi pertama AMSI dengan Indonesia Digital Association (IDA).

Ketua Umum IDA, Dian Gemiano, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kemandirian media dalam hal konten, teknologi, bisnis, dan finansial.

“Mandiri bukan berarti anti kolaborasi, anti teknologi. Mandiri, lebih proaktif kolaborasi dan berinovasi. Proaktif artinya mendorong inovasi tersebut,” kata Dian.

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, menambahkan bahwa media massa harus tetap menjaga kredibilitasnya dan berfungsi sebagai verifikator utama dalam informasi publik.

Molly juga menyoroti tren penggunaan platform digital di Indonesia, dengan data UNESCO 2023 menunjukkan bahwa 79 persen masyarakat mengakses informasi secara online, 60 persen melalui media sosial, 40 persen melalui TV, dan hanya 9 persen melalui media cetak.

Pemerintah juga menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan media melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas, atau yang dikenal sebagai Perpres Publisher Rights.

Perpres ini bertujuan menciptakan fair play bagi pelaku industri media nasional dari perspektif bisnis dan memastikan media tidak tergilas oleh disrupsi digital.

Direktur USAID Indonesia, Jeffery P. Cohen, turut mengingatkan tentang pentingnya media di Indonesia untuk beradaptasi dengan lanskap digital yang berkembang pesat, termasuk dengan kehadiran kecerdasan artifisial (AI).

Menurutnya, AI bukan hanya alat, tetapi bagian integral dari ekosistem yang dapat mendorong kemajuan, dengan komitmen AMSI terhadap keberlanjutan yang bisa menjadi contoh bagi komunitas media.

IDC 2024 juga menampilkan rangkaian kegiatan seperti “Road to IDC 2024” dan “Masterclass.” Road to IDC 2024 merupakan diskusi terbuka dan tertutup yang diadakan sebagai pemanasan menuju acara utama. Sementara itu, Masterclass dirancang untuk meningkatkan kapasitas pelaku media profesional.

Acara ini ditutup dengan penganugerahan AMSI Awards 2024, sebagai bagian dari kerjasama AMSI dengan Internews dan USAID MEDIA dalam membangun keberlanjutan bisnis media di Indonesia.

IDC 2024 dan AMSI Awards juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti PT Astra International Tbk, Google News Initiative, Dailymotion SA, PT Pertamina (Persero), PT Adaro Energy Indonesia, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), Harita Nickel (PT Trimegah Bangun Persada Tbk), PT Merdeka Copper Gold, PT PLN (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk,

EIGER Adventure, dan MIND ID.

 

(*)

Bagikan