Kantor BMKG Majene. (Foto : mandarnews.com)
banner 728x90

Polman, Katinting.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Majene, Arman membantah jika dirinya mengatakan, di Mamasa ada semacam rongga di bawah tanah, yang sama dengan Petobo, Kota Palu, saat diwawancarai salah satu media online di Sulbar.

Kepada Katinting.com, Selasa (6/11), Arman mengaku saat diwawancarai oleh salah media yang memuat tentang adanya rongga di Mamasa itu tidak benar.

“Ini hanya kesalah pahaman sebenarnya, sempat ada wartawan yang mewawancarai kami dan sempat menyinggung soal rongga. Tapi, kami menyebutnya perlu ada pendalaman atau penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal itu. Kami tidak mengatakan gempa di Mamasa mirip dengan di Palu. Kami hanya menyajikan masalah gempa tetapi ada gempa susulan lebih besar dari gempa utama,” ujar Arman saat dihubungi via telepon seluler.

“Dan ini mirip dengan gempa di lombok kemarin ada gempa utama lebih kecil dari gempa susulan. Cuma sebatas itu ajak pak,” lanjutnya.

Memang pada selasa (6/11) dini hari, tepatnya pada pukul 02:35:53 Wita lebih besar dari pada gempa yang pertama dengan kekuatan 5,5 SR. Lokasi gempa bumi Mamasa berada di titik koordinat 2.93 LS,119.44 BT, di kedalaman 10 km.

Awalnya, Gempa bumi Mamasa terjadi pada Sabtu (3/11), awalnya terjadi pada pukul 13:04:00 Wita, bermagnitudo 4,9 SR, dan bermagnitudo 4,6 SR. Berada di kedalaman 10 km, dimana pusat gempa di darat 13 km timur laut Mamasa.

Gempa bumi Mamasa ketiga terjadi pada pukul 16:44:06 Wita atau 15:44:06 WIB, bermagnitudo 4,9 SR. Berada di kedalaman 10 km, dimana pusat gempa berada di darat 12 km tenggara Mamasa.

“Menurut data historis memungkinkan akan terjadi gempa-gempa susulan begitu, itu gempa-gempa susulanya itu cenderung lebih kecil. Tetapi ini ada gempa susulan yang lebih besar dari pada gempa utama,” katanya.

Selain itu, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat yang merasakan gempa, untuk tidak panik dan tetap tenang. Serta menghindari tempat-tempat yang berpotensi mencelakakan ketika kembali terjadi gempa susulan.

Juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mempercayai informasi-informasi yang bukan dari BMKG

“Karena memang hingga saat ini gempa belum bisa diprediksi, sehingga gempa itu bisa terjadi kapan saja, sehingga masyarakat tetap waspada saja.”

“Jangan mempercayai isu-isu yang mengatakan bahwa diharuskan mengungsi dari sekian kilometer dari kota Mamasa, ataupun adanya tanah amblas, ada gempa susulan yang terjadi apalagi sampai menyebutkan tanggal, dan jam, itu sudah berita yang tidak benar,” kunci Arman.

(Zulkifli)

Bagikan