PMII Mamuju Tengah saat menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM, aksi berlansung di kantor DPRD Mamuju Tengah, Senin 05 September 2020. (Dok Fhatur Anjasmara)
banner 728x90

Mateng, Katinting.com – Aksi protes terhadap sikap pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pecah di berbagai daerah, tidak terkecuali gelombang aksi juga terjadi di Mamuju Tengah.

Hanya saja kemudian, meskipun dampak kenaikan harga BBM ini, dirasakan cukup berat, namun di Mamuju Tengah hanya satu organ pergerakan yang melakukan aksi menolak kenaikan BBM yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Tidak kurang dari 30 orang aktivis mahasiswa dari berbagai kampus tergabung di organisasi PMII, pada pukul 11.45 dengan menggunakan belasan kendaraan roda dua, dikawal satu unit Patwal dari Satlantas Polres Mamuju Tengah, tiba di kantor DPRD Mamuju Tengah.

Setibanya dikantor DPRD lansung menggelar rangkaian orasi, dan di kawal oleh aparatur Polres Mamuju Tengah, yang sedari pukul 08.30 bersiaga dilokasi aksi dalam rangka pengamanan unjuk rasa tolak kenaikan BBM.

Silih berganti orator aksi menyampaikan pandangannya terhadap sikap pemerintah yang menaikan harga BBM ditengah ketidakberdayaan ekonomi masyarakat saat ini.

“Karenanya kami berharap, kepada anggota DPRD Mamuju Tengah sebagai perwakilan rakyat, untuk menyampaikan aspirasi mereka ke pemerintah pusat” desak orator mereka.

Orator lain dari massa aksi PMII, juga menyampaikan harapannya, agar keputusan pemerintah ini dapat di tinjau kembali, sehingga dapat meringankan beban ekonomi yang di rasakan oleh rakyat dari dampak kenaikan BBM saat ini.

“Meskipun kami memahami bahwa negara memang saat ini dalam kesulitan ekonomi, akibat gejolak ekonomi secara global, tapi semestinya pemerintah tidak mengambil sikap menaikan harga BBM, harus ada solusi ditempuh pemerintah dengan tidak memilih menaikan BBM” tegas oratorium dari aksi ini.

Sementara itu koordinator aksi kali ini Abidin, menyampaikan bahwa aksi dalam rangka menolak semua keputusan pemerintah atas kenaikan BBM yang tak berpihak ke rakyat, karenanya menyampaikan tuntutannya yakni menolak keputusan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, mendesak pemerintah serius memberantas mafia BBM, memastikan subsidi BBM tepat sasaran.

“Dan kami juga mendesak pemerintah untuk membuka secara transparan penyaluran BBM, sehingga penyaluran tepat sasaran” ungkap Abidin.

Setelah pengnjuk rasa menyampaikan orasinya, pengunjuk rasa di terima oleh Ketua Komisi II DPRD Mamuju Tengah, Fatahuddin Al Gafiqi, di dampingi rekannya anggota DPRD, Herlina Syarif, Marsudi, dan Elvis.

Kepada para pengunjuk rasa, ketua DPD PAN Mamuju Tengah, Fatahuddin Al Gafiqi, menerima semua aspirasi mahasiswa yang bertandang ke DPRD dari PMII Mamuju Tengah, dan akan mencatat serta meneruskan semua apa yang di sampaikan pengunjuk rasa.

“Yang pasti ini akan menjadi catatan kami, dan kami akan menyampaikan dan meneruskan aspirasi pengunjuk rasa ini kepihak yang berkompeten untuk mendapatkan perhatian” jelas Fatahuddin.

Pasca kehadiran anggota DPRD memberikan penjelasan, mahasiswa pengunjuk rasa merasa tak mendapatkan penjelasan, sehingga sepeninggal anggota dewan dari hadapan peserta aksi, pengunjuk rasa mencoba mendobrak barikade polisi untuk masuk menemui anggota dewan, kuatnya barikade polisi membuat tak dapat ditembus, sehingga pengunjuk rasa memilih mundur dan meninggalkan lokasi aksi pulang dikawal oleh Patwal Satlantas Polres Mamuju Tengah.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan