Foto Pasar sentral Mamuju. (Anhar)

Oleh : *Muhammad Hasanal (Ketua PMII Cabang Mamuju)

banner 728x90

Corona Virus Disease Tahun 2019 atau disingkat Covid 19 sudah menjadi perbincangan semua kalangan dan dihampir semua ruang. Apalagi saat pertama kali dirilis, Minggu, 29 Maret 2020, bahwa Sulbar sudah masuk zona merah, ditandai dengan adanya pasien dari Majene yang dinyatakan positif terpapar virus corona.

Sehingga semua pihak waspada agar tidak terpapar Covid-19, himbauan pun untuk pola hidup bersih dan sehat, dengan rajin mencuci tangan, memakai pelindung diri seperti masker saat keluar rumah selalu digaungkan. Dan selalu diingatkan tidak keluar rumah jika tidak ada urusan yang teramat penting.

DirumahAja menjadi tagline, meski masih banyak kita jumpai warga diluar, entah sengaja atau tidak paham sehingga tidak jarang terlihat berkumpul dan kongkow-kongkow lebih dari dua atau tiga orang.

Banyaknya warga diluar tidak bisa disalahkan begitu saja, juga karena tidak mampuan terbatas secara finansial dan harus terus bekerja untuk mencukupi kehidupan, seperti para pedagang kecil, tukang ojek, nelayan, petani. dan beberapa profesi  yang tidak  bisa dilakukan dirumah saja.

Yang menjadi perhatian penulis saat melihat situasi pasar, seperti hari biasanya tetap ramai dan masih banyak pedagang dan pembeli yg menganggap cukup paham wabah virus corona dan tetap santuy. Terlihat dari trankasi yang dilakukan tanpa menggunakan pelindung diri. Itu pun dilakukan bukan tanpa alasan, sebab ketika ditanya apa jawabnya?

Sebenarnya mau pakai nak, mauka beli, ada ji uangku, tapi tidak adami di dapat, di apotik juga suda habis. Kata penjual salah satu penjual sayuran.

Tentu tidak bisa disalahkan jika mereka harus tetap berjualan untuk membuat dapur terus mengepul, soal pelindung diri mereka berupaya untuk mencari tapi tidak mendapatkan. Sehingga mau tidak mau tetap harus tetap berjualan tanpa memperhatikan bahaya jika terpapar virus corona.

Tentu ruang pasar tidak boleh dianggap sepele, sehingga sosialisasi harus gencar dilakukan dengan cara-cara persuasif lebih humanis dan memberikan alternatif penghasilan jika mereka tidak harus berjualan.

Seperti diketahui dan saya kutip dari media online merdeka.com, Badan kesehatan dunia (WHO) sebelumnya menyatakan bahwa kemungkinan, hewan menjadi sumber utama dari virus ini. Namun, beberapa penularan secara terbatas antara manusia bisa terjadi dengan kontak dekat.

Dokter spesialis Erlina Burhan dari Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI juga mengatakan, kasus pneumonia berat ini dimulai dari sebuah pasar ikan yang juga menjual unggas di Wuhan, Tiongkok.

Dari situ diketahui bahwa awal diketahui penyebebaran virus corona berasal dari salah satu pasar yg ada di Wuhan, tentu hal yang paling mudah menjadi media transfer penyakit yang sering dijumpai dipasar adalah uang, yang merupakan alat yang paling rentang di hinggapi virus corona. Dan pasarlah tempat transaksi tukar menukar uang tersebut. Sehingga pasar harus menjadi perhatian karena tempat berkumpul dan bertemunya banyak orang.

Upaya memutus rantai penyebaran covid-19 tidak boleh setengah-setengah, semua ruang harus disasar sehingga mempersempit dan memutus penyebaran virus yang menjadi pandemi.

Sehingga hemat saya kegiatan bagi-bagi masker, penyemprotan disinfektan dan himbauan juga harus sampai kepasar-pasar, tidak hanya sekali tapi berkali-kali, tidak hanya satu titik tapi semua titip di pasar agar semua bisa paham bahayanya covid-19 jika terpapar dan cara menghindarinya.

Pemerintah dalam hal ini gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 jangan lengah, harus sigap melihat realita dan kondisi yang ada. Jangan sampai banyak virus corona tersebar berawal dari pasar. Tentu menjadi kewajiban bagi kita semua untuk selalu mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan diri.

Pemerintah dan yang berkecukupan jika bagi-bagi masker, hand sanitizer serta sarung tangan di tempat yg potensi transaksi sosial terjadi, pasar salah satunya. Tetap Waspada jangan panik serta terapkan pola hidup bersih dan sehat. Dirumah aja.

Foto Muhammad Hasanal, Ketua PMII Cabang Mamuju. (Ist.)

(*)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here