Camping di Wisata Tanjung Ngalo. (Hms)
Foto bersama di Tanjung Ngalo, Dungkait. (Hms)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Pemkab Mamuju bersama Komunitas Joint Phothographer  Generation (JPeG) Sulbar mengeksplorasi destinasi wisata Tanjung Ngalo, yang terletak di Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat.

Melalui camping ceria, kegiatan ini dihadiri oleh Artis Efendi Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Pemerintah Kecamatan Dungkait dan sejumlah masyarakat setempat. Minggu(12/8).

Sejumlah kegiatan dilaksanakan seperti bakti sosial, lomba photographic wisata Ngalo yang harus di uplod di akun media sosial masing-masing peserta, dan akan diumumkan oleh panitia melalui instagram dan diskusi tentang kebudayaan yang menghadirkan salah satu budayawan Sulbar, Ridwan Alimuddin yang terkenal dengan perahu pustakanya dan peneliti maritim.

Menurut Artis Efendi, semua yang kita inginkan untuk mengeksplorasi Ngalo, salah satunya kita harus bersinergi. Seperti yang panitia lakukan sekarang ini, dan tentunya akan dipandu oleh Dinas Pariwisata, ucapnya.

Sementara itu, Firdaus Paturusi Ketua JPeG Sulbar menuturkan, peserta camping ceria bukan hanya berasal dari komunitas JPeG, tetapi ada juga dari komunitas pemerhati lingkungan yang ada di Sulbar. “Tidak hanya itu, dari Provinsi Sulawesi Selatan lain juga ikut terlibat sebagai peserta diantaranya JPeG dari Kabupaten Maros, dengan total keseluruhan jumlah peserta kurang lebih 150 orang”.

Firdaus juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Mamuju, karena sudah mendukung penuh kegiatan tersebut, sehingga semua agenda kegiatan  bisa terlaksana dengan baik sampai selesai.

Salah satu pedagang kaki lima Rosita yang sudah lama berjualan di wisata tanjung Ngalo mengucapkan rasa syukur, berkat kegiatan tersebut penghasilannya meningkat.

 “Alhamdulillah tadi malam ini penghasilan kami sangat lumayan, mulai adanya acara ini, dibanding hari-hari yang lalu. Kami berharap ada lagi kegiatan seperti ini dan ada yang mau kerjasama untuk membangun lokasi  kami ini, agar bisa dijadikan penghasilan sehari-hari,” tuturnya.

Kegiatan tersebut juga dihibur oleh tari tradisional Desa Dungkait, Todikustik komunitas  kesenian dari Polewali Mandar dan salah satu peserta Liga Dangdut Perwakilan Sulbar, Rahayu.

(KIP/Sita)

Bagikan