Kepala BPS Sulbar, Win Rizal saat menggelar konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Sulbar tahun 2018. (Foto : Zulkifli)u
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – BPS Provinsi Sulawesi Barat merilis, pertumbuhan ekonomi Sulbar tahun 2018 melambat, namun tetap tumbuh sebesar 6,23 persen.

Tersebut disampaikan saat konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Sulbar tahun 2018, di Jl. RE Martadinata, Mamuju, Rabu (6/2).

Perekonomian Sulbar 2018 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 43,54 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 31,18 triliun rupiah.

Ekonomi Sulbar 2018 tumbuh 6,23 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 8,81 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 11,14 persen.

Ekonomi Sulbar triwulan IV-2018 bila dibandingkan triwulan IV-2017 (y on y) tumbuh sebesar 5,32 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi sebesar 10,65 persen yang terjadi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen ekspor sebesar 21,38 persen.

Ekonomi Sulbar Triwulan IV-2018 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) tumbuh 2,88 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha konstruksi sebesar 12,91 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan teringgi dicapai oleh Komponen ekspor sebesar 12,32 persen.

Pada skala regional di kawasan Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2018 terjadi di
Maluku Utara sebesar 7,92 persen. Adapun Sulbar sebesar 6,23 persen, menempati posisi ke delapan perkembangan ekonomi Sulbar 2018.

Akan tetapi lapangan usaha tersebut belum memiliki kontribusi secara signifikan terhadap perekonomian di Sulbar. Kemudian dikuti oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,92 persen dan lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 7,86 persen juga.

Struktur perekonomian Sulawesi Barat menurut lapangan usaha 2018 didominasi oleh lima lapangan usaha utama yakni, pertanian, kehutanan, dan perikanan (42,12 persen), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (10,29 persen), industri pengolahan (9,70
persen), konstruksi (8,25 persen); dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (8,08 persen).

Kepala BPS Sulbar, Win Rizal mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sulbar pada tahun 2018, bisa dikatakan melambat.

“Tapi tetap tumbuh 6,23 persen. Tahun 2017 sekitar 6,62 persen,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sulbar sangat berpengaruh dari sektor pertanian. Itu dikarenakan sekitar 49 persen penduduk Sulbar bekerja sebagai petani.

“Jadi memang peran dari pertumbuhan ekonomi Sulbar ini tetap tergantung dari naik turunnya sektor pertanian,” ungkapnya.

Selain sektor pertanian, perdagangan dan industri juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sulbar.

Sehingga untuk menjaga atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulbar, ketiga sektor tersebut harus digencot.

“Nah bagaimana cara meningkatkan itu, ya masing-masing OPD maupun instansi yang punya kewenangan langsung untuk menangani hal itu. Kalau BPS hanya memotret,” tutup Win Rizal.

(Zulkifli)

Bagikan