Foto bersama Pemprov Sulbar saat bertandang ke menteri kesehatan. (HMS)
banner 728x90

Jakarta, Katinting.com – Minimnya tenaga spesialis kedokteran dan upaya meningkatkan sumberdaya manusia, Permintaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk menghadirkan pendidikan kedokteran di Sulawesi Barat disetujui.

Persetujuan itu, setelah pemerintah Sulawesi Barat, yang dipimpin Gubernur Ali Baal Masdar, melakukan kunjungannya ke kantor Kementerian Kesehatan yang terletak di Jl. H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (22/10) kemarin. Guna mengatasi kekurangan tenaga dokter di Sulbar.

Dalam kunjungannya Ali Baal Masdar diterima Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D,Sp.THT-KL (K) MARS yang didampingi Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dr. Andi Saguni, M.Kes, dan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional,Dr. Wiendra Woworuntu, M.Kes.

“Alhamdulillah, Kementerian Kesehatan memberi persetujuan untuk pembukaan pendidikan kedokteran di Sulbar. Insya Allah penerimaan mulai tahun akademi 2021 dengan beasiswa dari APBN, yang diharap berjalan sesuai rencana,” jelas Ali Baal Masdar.

Dukungan untuk pembukaan pendidikan kedokteran di Sulbar pun diberikan pihak Kemendikbud RI. Dirjen Pendidikan Tinggi Prof. Ir. Nizam.  M.Sc,D.IC,Ph.D. saat bertemu dengan Gubernur Sulbar di kantor Kemendikbud, Jl.Jend. Sudirman, Jakarta Pusat.

Kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim, menyetujui dan mendukung pendirian pendidikan kedokteran dalam mengawal kualitas Pendidikan Kedokteran.

Kesepakatan lain, akan dilakukan koordinasi dengan lembaga perguruan tinggi pengampu, yaitu Universitas Hasanuddin, Makassar untuk membuat skema dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka pendirian Pendidkan Kedokteran di Sulbar.

Terkait hal tersebut, akan segera dibentuk  tim kerja untuk menyusun langkah-langkah dan strategi dalam mempersiapkan Pendidikan Kedokteran yang sesuai kondisi di Provinsi Sulawesi Barat.

Sementara Sekprov Sulbar Dr. Muhammad Idris DP menyampaikan tahun 2021 mendatang akan star menerima mahasiswa baru yang rencananya 50 mahasiswa untuk angkatan pertama yang dibiayai langsung dari APBN.

“Kemenkes menunjuk Universitas Hasanuddin sebagai mitra utama kita. Nanti juga akan menggandeng universitas lain yang memilik fakultas kedokteran yang berkelas,” ujarnya. Jumat (23/10)

Lanjut kata Idris, pendidikan kedokteran akan dijalankan dengan model perguruan tinggi. Meski bukan fakultas kedokteran. “Ini model terbaru di Indonesia, tidak lagi mengikuti logika lama, nanti ada univeritas baru bisa membuka pendidikan dokter, inilah yang kita sebut cara berpikir lebih cepat dan tidak mengikuti prosedur lama,” jelasnya.

Sambung kata Idris, akan dilakukak seleksi yang sungguh-sungguh terhadap putra-putri kita. Meski pun warga Sulbar tapi harus juga memenuhi kualifikasi, jadi basisnya pada rumah sakit dan puskesmas-puskesmas bermasalah atau tidak memiliki dokter dan kita akan merekrut mahasiswa dimana puskesmas berada, jelasnya.

Keseriusan dalam menindak lanjuti hasil pertemuan Gubernur Sulbar, Idris mengatakan, akan dibahas secera intens hari ini dan minggu depan.

Sehubungan dengan itu pula, Kelas RS akan ditingkatkan dari C ke kelas B untuk mendukung kehadiran pendidikan kedokteran. Bahkan Pemprov telah menyiapkan lahan dan persiapan lainnya untuk infrastruktur pendidikan kedokteran pertama di Sulbar ini yang akan didekatkan dengan RSUD Sulbar.

(HMS/Anhar)

Bagikan