Mamuju, Katinting.com – Menurut Juru Bicara Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Mustari Mula, angka prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2023 telah menunjukkan penurunan yang signifikan.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi stunting turun dari 35,0 persen pada tahun 2022 menjadi 30,03 persen pada tahun 2023.
Menurut Mustari, meskipun penurunan tersebut belum terlalu signifikan, hal ini tetap menjadi dorongan bagi satuan tugas (satgas) stunting yang telah dibentuk sejak Juni 2023 untuk terus bergerak secara masif dalam melakukan intervensi di setiap kecamatan dan keluarga yang terdampak stunting.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat tetap berkomitmen untuk menangani masalah stunting ini dengan melibatkan semua pihak, termasuk partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu, sejak tahun 2024, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat kembali mendorong gerakan ‘Ayo ke Posyandu’,” ujar Mustari.
Gerakan “Ayo ke Posyandu” menjadi prioritas Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, dengan harapan agar masyarakat lebih aktif dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dan memudahkan dalam melakukan intervensi terhadap stunting.
Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Pj. Gubernur Sulawesi Barat, berharap agar seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), khususnya satgas stunting, melakukan evaluasi terhadap angka prevalensi stunting yang diperoleh pada tahun 2023.
Dia menekankan pentingnya koordinasi antara OPD provinsi dan kabupaten untuk lebih intensif dalam membahas langkah-langkah yang perlu diambil guna memastikan Sulawesi Barat dapat terbebas dari masalah stunting.
“Semoga pada tahun 2024, angka prevalensi stunting dapat turun lebih signifikan lagi,” tutup Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat.
(*)