Pj Gubernur Bahtiar saat tebar Kepiting Bakau di Hutan Bakau Sumare, Mamuju, Sulbar. (hms)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Pemprov Sulbar segera mengimplementasikan rencana penangkaran kepiting di beberapa titik di Sulawesi Barat. Langkah awal dilakukan dengan penebaran ratusan kepiting di Dusun Lambagu, Desa Sumare, Kecamatan Simboro, Minggu malam (4/08/2024).

Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin, didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar Suyuti Marzuki serta Kepala Dinas Sosial Wahab Hasan Sulur, hadir langsung untuk melepas induk dan anak kepiting bakau. Kedatangan mereka disambut oleh warga dan nelayan setempat di Desa Sumare.

Dalam acara tersebut, Bahtiar berdialog langsung dengan warga, mendengarkan kendala yang dihadapi, dan menyerahkan bantuan bibit tanaman hortikultura seperti kangkung, cabai, dan sukun.

Johari, warga Sumare, menyambut baik program ini dan berharap penangkaran kepiting dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan tambahan bagi masyarakat.

“Kami sangat mendukung program pemerintah ini. Mudah-mudahan bisa membantu masyarakat dan menjadi sumber pendapatan lain,” kata Johari.

Bahtiar menjelaskan bahwa penangkaran kepiting membutuhkan hutan bakau yang banyak ditemukan di sepanjang pesisir Sulbar, dari Polman hingga Pasangkayu. Potensi ini, menurut Bahtiar, belum dikelola maksimal.

Ia juga menambahkan bahwa budidaya kepiting di hutan bakau lebih cepat berbuah hasil, sebagaimana yang ia pelajari dari Bone, di mana hasilnya diekspor ke Jepang.

Inisiatif ini tidak menggunakan APBD, melainkan didanai oleh Pj Bahtiar bersama DKP sebagai percontohan untuk masyarakat. Namun, ke depan, program budidaya kepiting ini akan dianggarkan agar bisa dilakukan secara massal.

“Ini juga membantu kesulitan masyarakat saat nelayan tidak bisa melaut karena cuaca buruk. Dengan penangkaran kepiting, masyarakat punya pendapatan lain saat tidak bisa melaut. Dan malam ini kita tebar benih kepiting, diharapkan ke depan menjadi gerakan masif,” ungkap Bahtiar.

Ia juga menambahkan bahwa program ini dapat menjadi solusi untuk penanganan stunting dan menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat akan lebih semangat menjaga mangrove.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemprov Sulbar, Suyuti Marzuki, menyatakan bahwa ekosistem mangrove di Sulbar seluas 3.324 hektare, terdiri dari 527 hektare di dalam kawasan hutan dan 2.797 hektare di luar kawasan hutan, memiliki potensi besar untuk dimaksimalkan. Suyuti membawa indukan dan anak kepiting dari Bone untuk disebar di beberapa titik di Sulbar. Ia menambahkan bahwa kepiting bakau adalah komoditas perikanan yang potensial sebagai penyangga kehidupan masyarakat, terutama nelayan skala kecil.

“Ekosistem mangrove dan kepiting menyatu di alam, termasuk dalam mendukung ekowisata,” kata Suyuti.

(*/ed:Anhar)

Bagikan