Mamasa, Katinting.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kondosapata, Kabupaten Mamasa, menjadi viral di media sosial setelah mengumumkan pemberhentian sementara pelayanan di Poli Umum. Keputusan ini diambil karena rumah sakit kehabisan stok obat serta insentif para dokter yang belum dibayarkan hingga saat ini.
Terkait masalah ini, kelompok aktivis Poros Rakyat Mamasa (PRM) berencana melakukan aksi protes. Taufik Rama Wijaya, inisiator PRM, menyatakan bahwa masalah di RSUD Kondosapata hanyalah salah satu dari banyak persoalan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang dinilai tidak tepat.
Menurut Taufik, Pj Bupati Mamasa mengalokasikan dana sekitar Rp25 miliar kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamasa. Di tengah krisis seperti ini, ia menganggap bahwa Mamasa seharusnya lebih fokus pada pembenahan pelayanan dasar, terutama terkait kesehatan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang.
Selain itu, Taufik menuding adanya indikasi pelanggaran hukum dalam penyelenggaraan acara seperti Funrun 7K Kondosapata, Bupati Cup, dan Festival Kopi Mamasa, yang dianggap tidak sesuai dengan prioritas anggaran. PRM menyoroti bahwa anggaran tersebut seharusnya dialokasikan untuk pelayanan kesehatan dan pembayaran insentif perangkat desa.
Taufik juga menyebut bahwa Festival Kopi yang direncanakan akan memakan biaya Rp500 juta diduga melibatkan nepotisme, karena acara tersebut diinisiasi oleh anak Pj Bupati Mamasa, Dr. Zain.
Poros Rakyat Mamasa berencana menggelar aksi besar dalam waktu dekat untuk merespons kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat Mamasa. Mereka juga berencana mengadukan Pj Bupati Mamasa ke Kementerian Dalam Negeri agar dilakukan evaluasi dan pencopotan atas ketidakmampuannya menjalankan tugas secara efektif.
Aksi protes ini merupakan upaya masyarakat untuk menuntut keadilan dan perbaikan pelayanan publik di Kabupaten Mamasa. (Saldi)