banner 728x90

Mamuju, Katinting.com — Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, kembali melakukan pemantauan harga pangan di Pasar Mamuju, Selasa (14/1). Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari arahan Menteri Dalam Negeri untuk memastikan stabilitas harga pangan di awal tahun 2025.

Dari hasil pantauan, terdapat perbedaan harga cabai rawit antara Mamuju dan Majene, yang disebabkan oleh perbedaan varietas yang dijual. Selain itu, sejumlah komoditi seperti telur dan beras mengalami kenaikan harga.

“Beras mengalami kenaikan rata-rata Rp2.000 per karung 5 kg. Kami akan memeriksa apakah ada penyesuaian pada harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan,” ujar Bahtiar.

Bahtiar juga mencatat adanya penurunan pasokan beras SPHP dan minyak goreng “Minyak Kita” di beberapa toko mitra Bulog. Sementara itu, harga komoditi lain seperti cabai merah besar, bawang, dan tepung masih terpantau stabil.

Menyoroti masalah cabai rawit, Bahtiar menyebut pemerintah provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan bibit cabai melalui APBD Perubahan 2024 dan APBD 2025. Ia meminta Dinas Pertanian mengevaluasi penyaluran bibit dan meningkatkan produksi dengan melibatkan masyarakat.

“Saya yakin masyarakat mau jika dibimbing. Dengan begitu, permasalahan cabai bisa kita atasi,” tegas Bahtiar.

Selain cabai, Bahtiar menyoroti pentingnya swasembada bawang di tingkat kabupaten dan provinsi.

Terkait kenaikan harga beras, Bahtiar akan berkoordinasi dengan Bulog untuk mengetahui penyebab kenaikan dan mencari solusi agar stabilitas harga tetap terjaga.

“Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan Bulog, kita harap stabilitas pangan dapat terus terjaga di Sulbar,” pungkasnya. (*)

Bagikan