
Majene, Katinting.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bersama Pemerintah Kabupaten Majene menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Pasar Majene, Senin (13/1). Program ini bertujuan menjaga stabilitas harga pangan di tengah masyarakat sekaligus mempersiapkan pasokan menjelang bulan Ramadan.
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara Pemkab Majene dan Forkopimda dalam pelaksanaan GPM. Menurutnya, GPM adalah langkah konkret untuk memastikan harga pangan tetap terkendali, khususnya di daerah yang jauh dari akses kota.
“Hari ini kita memantau Gerakan Pangan Murah untuk memastikan harga di pasar tetap stabil. Terima kasih kepada Pemda Majene dan Forkopimda yang bekerja sama menjaga stabilitas harga,” ujar Bahtiar.
Bahtiar juga mendorong agar GPM tidak hanya dilakukan di wilayah perkotaan, tetapi menyasar hingga kecamatan-kecamatan terpencil. Menurutnya, biaya transportasi masyarakat dari daerah pedalaman ke kota sering menjadi tantangan yang memengaruhi harga komoditi.
Pantauan Harga Pangan
Dalam pantauannya, Bahtiar menyebutkan bahwa harga pangan di Majene relatif stabil. Namun, terdapat kenaikan pada komoditas cabai rawit dari Rp50 ribu menjadi Rp55 ribu per kilogram. Meski begitu, harga tersebut masih lebih rendah dibandingkan beberapa daerah lain yang mencapai Rp80 ribu hingga Rp100 ribu.
“Kita harus meningkatkan produksi, khususnya cabai rawit. Saya mendorong Pemprov dan Pemkab untuk mengatasi ini dengan serius,” tegas Bahtiar.
Ia juga menyoroti pasokan daging ayam yang sebagian besar masih bergantung pada daerah lain, seperti Sulawesi Selatan. Hal ini, menurut Bahtiar, menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani melalui peningkatan produksi lokal.
Pentingnya Data dan Intervensi Produksi
Bahtiar menekankan pentingnya Pemda untuk melengkapi data terkait kebutuhan dan produksi komoditi. Dengan data yang akurat, intervensi dapat dilakukan secara tepat sasaran. Ia juga meminta dinas terkait, penyuluh pertanian, dan Satgas Pangan untuk lebih proaktif dalam mendorong peningkatan produksi menjelang Ramadan.
“Jika kita tanam cabai sekarang, bulan Maret sudah bisa dipanen. Dengan begitu, kita bisa mengantisipasi lonjakan harga saat bulan puasa nanti,” jelas Bahtiar.
Gerakan Pangan Murah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek sekaligus pijakan untuk strategi jangka panjang dalam memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Barat. Bahtiar juga mengimbau Pemda di seluruh wilayah Sulbar untuk mengadopsi program serupa demi kesejahteraan masyarakat.
Stabilitas Harga dan Sinergi Pemerintah
Kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam menjaga stabilitas harga pangan menunjukkan sinergi yang kuat. Bahtiar optimistis bahwa upaya ini dapat menjadi model dalam menghadapi tantangan lain, seperti stunting dan kemiskinan, melalui pengelolaan sumber daya lokal yang optimal.
“Sulbar memiliki potensi besar, mulai dari pertanian, kelautan, hingga perikanan. Dengan sinergi yang baik, kita pasti bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Bahtiar. (*/Zulkifli)

