Penulis saat bersama Srikandi Turatea di DPRD Mamuju Tengah Herlina Syarif. (Dok Fhatur Anjasmara)
banner 728x90

Oleh : Fhatur Anjasmara

PENUNJUK waktu baru saja berada di titik angka 09.30, saat satu unit kendaraan Toyota Fortuner dengan kode plat DC 81 HS warna putih, memasuki halaman parkir kendaraan anggota DPRD Mamuju Tengah, pada Senin (24/10).

Ditengah penulis bersama beberapa orang tenaga kontrak, sedang bercengkrama membincang berbagai hal, khususnya soal kondisi Mamuju Tengah yang curah hujannya terus meningkat, ketika pengemudi DC 81 HS yang tak lain adalah legislator dari PKS dua periode Herlina Syarif, asal daerah pemilihan Mamuju Tengah 3 (Budong budong dan Pangale) baru turun dari belakang kemudi kendaraannya merapat bergabung bersama kami.

Setelah sekian waktu, keikut sertaannya, bercengkrama bersama tenaga kontrak dan penulis, saat satu persatu tenaga kontrak meninggalkan area bercakap cakap, karena berbagai urusan dan tanggungjawab mereka, pukul 10.15, tetiba sang srikandi dari Kilometer 10 (baca : julukan kawasan tempat kediamannya) Budong budong ini, mengajak penulis berpindah tempat ke seberang jalan depan dari kantor DPRD Mamuju Tengah, di sebuah box pedagang minuman ringan. Akan tetapi, karena minuman yang kami pesan tak ada di tempat itu, sehingga Ia memilih menghubungi nomor telepon kurir untuk memesan minuman kopi dari salah satu lapak kopi di Mamuju Tengah.

Tentu bagi penulis berbincang menghabiskan waktu Senin siang, bersama legislator PKS ini, adalah sebuah kebanggaan tak bisa dikesampingkan begitu saja, karena meskipun penulis sejak DPRD Mamuju Tengah terbentuk, setiap saat keluar masuk di gedung para punggawa politik terhormat, tapi untuk kali pertama inilah penulis berkesempatan dapat duduk semeja dengannya, membincang banyak hal, dari perspektif berpikir srikandi berdarah Turatea ini.

Dengan membeber perjuangannya selama menjejakan kaki di dunia politik, yang disampaikannya dengan santun dan kadang diselingi sedikit canda, serta yang menarik, karena penulis tak menemukan sedikit pun nada keangkuhan dari tiap tutur yang di tuturnya dari penjelasan pengalamannya, yang sebentar lagi bakal genap dua periode, meski mungkin kurang delapan bulan, karena harus hengkang lebih awal dari DPRD Mamuju Tengah, sebab memilih mengabdikan talenta politiknya pada Parpol yang berbeda dari sebelumnya.

Ia memilih pada kelas yang lebih diatas dari kelas dua periode yang akan dituntaskannya, dengan mencoba menjajal perjuangan politik menuju DPRD Sulbar, daerah pemilihan Mamuju Tengah atau Sulbar V, rencana masuk lewat Partai berlambang mercy yakni Partai Demokrat Mamuju Tengah.

Meskipun kemudian naik kelas, disadarinya, ada banyak yang menyangsikan kehendaknya itu, yang ingin mengaplikasikan talenta politiknya pada jenjang legislator propinsi, tapi baginya itu adalah sebuah paket multivitamin, yang akan menjaga semangatnya dalam terus menelorkan pengabdian pada ruang politik yang di pilihnya nanti di 2024.

Baginya, pengalamannya bertarung dua periode di DPRD Mamuju Tengah, adalah sebuah penegasan eksistensinya bahwa kerja kerja politik itu memang akan dilalui dengan kesangsian banyak orang, sehingga itu mesti tidak dilihat sebagai sesuatu yang mesti membuyarkan niat kita untuk terus merawat komitmen kerakyatan kita.

“Bukanlah kita seorang politisi, kalau kemudian, kita tetiba meragukan kapabilitas kita sendiri, hanya karena kesangsian yang terbangun diluar sana, karenanya, mari memulai dengan optimisme, bahwa semua orang punya potensi yang sama, tinggal kemudian kita bagaimana merawat dan menjalankan perjuangan kita, dan kesangsian yang orang sampaikan di luar sana, mari jadikan sebagai vitamin untuk menjaga semangat dan irama pertarungan kita” tuturnya secara tegas.

Karenanya, untuk tetap menjaga komitmen karakyatan, maka siapapun bisa melihat apa yang dilakukannya selama ini, silahkan masyarakat menilai, tak penting baginya membangun pengakuan secara lisan, cukup dengan melihat dan mengkuti apa yang dilakukannya, sudah menjadi penanda yang cukup bahwa komitmen kerakyatan itu akan tetap di jaganya dan masih terus di perjuangkannya pada level lebih tinggi lagi.

Untuk itu, guna meretas kesangsian dari persepsi yang bermunculan di luar sana saat ini, merajut kerja kerja untuk rakyat, tetap terus dilakukannya, berbasis data akurat ia memilih berkeliling, di beberapa wilayah Mamuju Tengah, mengumpulkan pundi pundi keluhan dari seretnya kebijakan di bawah, baginya menyuarakan kebenaran dari aplikasi kebijakan yang tak tepat sasaran, adalah sebuah amanah penting bagi pekerja politik seperti dirinya.

Sehingga meskipun pertarungan di 2024 salah satu kebutuhan mendasarnya adalah cost politik yang bakal tidak sedikit akan di gunakan, terlebih akan menjadi salah satu petarung di level yang lebih tinggi dari dua periode yang sebentar lagi di habiskannya, ia tidak miliki seperti kekuatan cost politik para punggawa politik yang lainnya, namun relasi kerakyatan yang terus di bangunnya saat ini, Ia percaya dan yakin, Tuhan akan ridho atas tiap langkahnya.

Ia juga yakin dan percaya atas keputusannya jika hengkang dari partai sebelumnya, kemungkinan memilih Partai Demokrat yang saat ini di punggawai, salah seorang putra dari Aras Tammauni yakni Arsal Aras, yang tentu masih menjadi lokomotif andalan bagi masyarakat di Bumi Lalla Tassisara menarik gerbong yang membawa para pejuang aspirasi masyarakat Mamuju Tengah, sebagai sebuah kendaraan yang masih punya nilai lebih dan rating tinggi sebagai sarana perjuangan.

Olehnya dengan niat tulus dan ikhlas ia tidak sedikitpun ragu melangkah ke jenjang lebih tinggi, mengabdikan dirinya sepenuh hati untuk masyarakat Mamuju Tengah, dan membantarkan dirinya menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kelak, dalam menegakkan komitmen kerakyatan, hingga akhirnya tidak terasa suara gema tarhim jelang adzan Dzuhur dari masjid sekitar kami semeja, terdengar, penulis pun meminta pamit kepada sang srikandi turatea ini. (**)

Bagikan

Comment