Mamuju, Katinting.com – Bank Indonesia (BI) memandang industri film sebagai salah satu sektor yang dapat mendorong perekonomian lokal. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Fadhil Nasution, Humas BI Sulawesi Barat, saat berbicara dalam Manakarra Film Festival (MFF) 2024.
Fadhil menekankan pentingnya sosialisasi mengenai peran BI, mengingat masih adanya kesalahpahaman di masyarakat tentang fungsi lembaga tersebut.
“Banyak yang mengira Bank Indonesia sama dengan bank konvensional yang melayani masyarakat secara langsung. Padahal, BI adalah lembaga milik negara yang memiliki tugas berbeda, yakni menjaga stabilitas nilai rupiah, sistem pembayaran, dan sistem keuangan,” jelas Muhammad Fadhil.
Ia menambahkan bahwa berbeda dengan bank konvensional yang didirikan berdasarkan akta perusahaan, BI didirikan berdasarkan undang-undang dan memiliki fungsi pengawasan terhadap bank-bank komersial. Bahkan, dalam kondisi tertentu, BI bisa menjadi penyelamat ketika ada bank yang hampir bangkrut.
Namun, meski sifatnya berbeda, BI tetap terbuka bagi masyarakat. Partisipasi Bank Indonesia dalam MFF 2024 menjadi bukti komitmen untuk mendukung pengembangan potensi ekonomi daerah, termasuk di sektor perfilman.
“BI hadir di MFF untuk membantu daerah memetakan potensi ekonominya. Termasuk potensi yang muncul dari dunia film,” tambah Fadhil.
Di akhir sesi, ia mengajak masyarakat Sulawesi Barat untuk mengikuti informasi lebih lanjut mengenai Bank Indonesia di media sosial resminya. “Ayo follow kami,” pungkasnya.
Antusiasme Anak Sekolah di Program Sadar Sinema MFF 2024
Sampai puncak acara pada 27 Oktober, MFF 2024 mengadakan berbagai pemutaran film yang dijadwalkan pada pagi, sore, hingga malam hari. Jadwal yang bervariasi ini memungkinkan penonton memilih waktu yang paling sesuai untuk menikmati film-film pilihan.
Tanpa diduga, jadwal pemutaran film MFF bertepatan dengan kegiatan perkemahan sekolah di kompleks rumah adat Mamuju. Alhasil, para peserta perkemahan, yang terdiri dari anak-anak sekolah beserta pendampingnya, memanfaatkan kesempatan ini untuk menonton film dalam program Sadar Sinema.
Pada sore hari kedua MFF 2024, hampir seluruh bangku penonton dipenuhi oleh anak-anak sekolah. Mereka tidak hanya antusias menonton, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam diskusi yang dipandu oleh Direktur Program MFF, Aswad Atjo.
Tiga film yang diputar, yakni Tau-Tau, Dongeng Si Anak yang Bermimpi Menjadi Peri, dan Dread Tears, dipilih untuk memperkenalkan berbagai bentuk penyajian film yang berbeda kepada penonton muda.
Anak-anak yang berani memberikan tanggapan atas pertanyaan tentang film yang mereka tonton berkesempatan mendapatkan voucher futsal dan laundry—hadiah yang diberikan sebagai hasil kerja sama antara MFF 2024 dan para sponsor.
Festival film ini tidak hanya memperkenalkan dunia perfilman kepada anak-anak, tetapi juga menjadi ajang edukatif yang memicu ketertarikan mereka terhadap seni dan kreativitas, sekaligus mendukung perkembangan ekonomi kreatif di Sulawesi Barat.
(*)