Tapalang, Katinting.com – Berbagai cara dilakukan komunitas-komunitas sosial guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan tambahan langsung di titik wilayah yang sulit terjangkau. Seperti yang dilakukan komunitas Gerakan Mamuju Mengar melalui program Sharing Is Caring (SIC) yang memang sudah menjadi agenda tahunannya.
“Mengabdi Berbakti Abadi” itulah menjadi motto dari Komunitas Mamuju Mengjar dalam kegiatan SIC ini.
22-24 November kemarin, komunitas Mamuju Mengajar menempatkan kegiatan SIC di Desa Bela dan Kopeang, Tapalang, Mamuju. Dua Desa yang berbatasan dengan Kabupaten Mamasa. Pada kegitan SIC ini mereka bekerjasama dengan komunitas Indonesian Off-Road Federation (IOF) Pengurus cabang (Pengcab) Mamuju, Komunitas MJF Polman dan Matrex-komunitas motor traill.
Inisiatif gerakan Mamuju Mengajar menggandeng komunitas off-road tersebut memang sangat tepat. Sebab, jalan menuju Dua Desa tersebut bukanlah hal mudah jangkau menggunakan kendaraan biasa pada umumnya.
Perjalan menuju Dua Desa yang jarang hanya sekira 30-ankilometer dari jalan Poros trans Sulawsi itu ditempuh seharian. Para relawan dan navigator terpaksa naik turun mobil menarik winch untuk dikaitkan di pohon besar atau ke mobil yang lebih dulu tembus melewati beberapa jalur yang terbilang ekstrem. Ditambah lagi beberapa mobil yang memebawa relawan itu mengalami kerusakan sehingga mengalami keterlambatan sampai di lokasi tujuan.
Meski terlambat, namun semua rangkaian kegiatan SIC tetap terlaksana seperti, mengajar sehari di laksanakan ditiga sekolah, SD Inpres Bela di Kopeang, SD Salumayang di Bela dan SMP 4 Tapalang di Kopeang, pemeriksaan kesehatan gratis, tebar buku Nusantara, nonton bareng film inspirasi dan Bakti sosial yang dilaksanakan melalui IOF Peduli.
Seluruh masyarakat Desa dan para siswa begitu antusias menyambut kedatanga relawan. selama kegiatan berlangsung mereka memadati lapangan SD Inpres Bela di Kopeang yang menjadi pusat kegiatan.
Kegiatan Sharing IS Caring tidak hanya terfokus pada dunia pendidikan. Tetapi pemeriksaan kesehatan gratis, dan bakti sosial juga menjadi fokusnya.
Pemuda Desa Kopeang, Irfan (27) mengaku sangat bahagia dengan adanya kegiatan yang digelar oleh Gerakan Mamuju Mengajar di tanah kelahirannya. Menurutnya SIC ini sangat membantu dalam memberikan motivasi kepada para siswa untuk tetap semangat belajar guna menggapai cita-citayang diimpikan.
Selain itu, dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis menjadi kesempatan besar bagi para orang tua dikampungnya untuk berobat. Sebab, “Untuk pemeriksaan kesehatan sendiri kami sangat berterimakasih, karena mengingat kondisi jalan yang tidak memadai dan tenaga medis yang sangat kurang disini. Sehingga orang-orang tua kami yang sudah tidak mampu lagi berobat ke Tapalang bisa berobat gratis disini,” katanya.
Diapun berharap semoga kedepannya kegiatan-kegiatan seperti ini kembali dapat digelar di Desanya.
Dari data yang diterima, sebanyak 161 masyarakat Desa Kopeang melalakuka pemeriksaan kesehatan dangan rincian 141 pemeriksaan umum, Ibu hamil sembilang orang, Keluarga berencana (KB) 11 orang (Pasang Implan dua orang, suntikan enam orang, dan pil tiga orang).
Salah satu pasien KB, Andriani (24) Ibu rumah tangga juga mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini. Sebab tak perlu lagi ke Tapalang untuk pasang Implan. “Karena kalau ke Tapalang biaya lagi. Ojek kesan saja seratus ribuh rupiah. Jadi biaya lagi kalau kesana.
Senada dengan Irfan, Ia juga berharap agar akses jalan menuju Tapalang mendapat perhatian dari pemerintah agar kegiatan-kegiatan seperti ini gampang dilaksanakan di daerahnya serta mempermudah akses untuk mendapakan pemeriksanaan kesehatan di rumah sakit.
Dokpol Dr. Rocky Fernando Suarno mengatakan Bid Dokkes Polda Sulbar mengirim satu Dokter, satu Perawat dan dua Polwan ikut dalam kegiatan ini. kata dia Tugas dua Polwan dalam kegiatan ini mengajar dan mengedukasi para siswa tentang buruknya Narkoba.
Ia menuturkan, permasalahan kesehatan yang terjadi di Desa perbatasan Kabupaten Mamasa tersebut, kebanyakan masyarakat menderita hipertensi dan nyeri punggung. “Rata-rata masyarakat bertani jadi banyak ngangkat beban berat jadi kebanyakan sakit pinggang. Saya tanya masyarakat tadi kalau bisa sering kesini karena kurangnya orang kesehatan yang masuk kesini,” ungkapnya.
Sekretaris Desa (Sekdes) Kopeang mengaku sangat bersyukur dengan ada SIC di Desanya. Karena Dengan adanya kegitan tersebut para SD dan SMPmedapat pelajaran tambahan dari para relawan dan juga masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis.
Selain itu, untuk buku-buku yang diterimanya dari Gerakan Mamuju Mengajar, akan disimpan di kantor Desa Kopeang untuk menjadi bahan bacaan masyarakat Desa Koepang “Karena di Desa Kopeang ini memang kurang buku-buku seperti ini karena akses bawa kesini sangat sulit. Kebetulan juga disini ada PAUD ini juga bisa kami simpan sebagian di PAUD Desa Kopeang,” ucapnya.
Semantara itu, Ketua IOF Pengcab Mamuju, Dandi mengatakan keterlibatan IOF dalam kegiatan ini karena memang komunitasnya juga katif dalam kegiatan sosial. Pada kesempatan in IOF juga memebrikan beberapa bantuan untuk dimanfaakan masyarakat Desa. Guna mensukseskan agenda tahunan Mamuju mengar ini, IOF menurunkan 13 mobil membawa relawan sekira 30 relawan sampai tempat tujuan.
“Kami berpartisiapasi dalam kegiatan ini memeberikan beberepa bantuan sosial dan memefasilitasi adek-adek untuk sampai ketempat tujuan. karena ini akses memang kami akui ini sangat terpencil dan harus menggunakan kendaraan spesifikasi khusus,” tutup Dandi.
(Zulkifli)