Mamuju Tengah, Katinting.com – Ruas jalan penghubung, Desa Budong budong atau Patulana dengan Desa Tumbu, Kecamatan Topoyo, kurang lebih enam kilometer, dalam kondisi memprihatinkan.
Bahkan kondisi lebih memprihatinkan saat ruas jalan tersebut, sedang atau baru usai diguyur hujan deras, akibat kubangan tampak dimana mana, membuat pengguna ruas jalan ini, baik dari Patulana ke Tumbu, maupun sebaliknya, harus berjibaku mencari sisi ruas jalan, menghindari kubangan berlumpur, baik bagi pengguna roda dua maupun roda empat.
Salah seorang warga yang ditemui laman ini, saat melintas di ruas Patulana – Tumbu, Asnia, menyampaikan kalau jalan yang menjadi penghubung antara Patulana – Tumbu, belum pernah mendapatkan perhatian, dari pemerintah, makanya, dari waktu kewaktu kondisinya makin rusak.
“Belum pernah di benahi kalau yang Patulana Ujung sampai Tumbu, kondisinya begitu terus, malah tambah parah” ujar Asnia, Kamis (15/12)
Pengguna lain ruas Tumbu Patulana, Kamsul, kepada laman ini, mengemukakan bahwa mestinya ruas jalan tersebut dari dulu mendapatkan perhatian, karena jika merujuk sejarah pembentukan Mamuju Tengah, ruas jalan akses ke Patulana itu wajib mendapatkan perhatian dari pemerintah, karena Patulana adalah salah pusat peradaban cikal bakal terbentuknya Mamuju Tengah.
“Jadi kalau para pengambil kebijakan, di atas (baca pemerintah kabupaten) menyepelekan perhatiannya, ke Patulana, maka itu sebuah kekeliruan, karena Patulana juga menjadi salah satu pusat peradaban tertua di wilayah ini, dan justru dari Patulana para pejuang Mamuju Tengah menggaungkan pemekaran wilayah ini puluhan tahun lalu” ungkap Kamsul.
Katanya, meskipun dirinya pendatang di Mamuju Tengah, tapi dirinya tahu persis sedikit sejarah Mamuju Tengah, dan sekarang sudah 10 tahun Bumi Lalla Tassisara usai terbentuk, lalu akses jalan ke Patulana, justru makin memprihatinkan, tentu ada yang lucu, dengan keadaan itu, karena wilayah yang menjadi cikal bakal Bumi Lalla Tassisara, justru diabaikan.
“Sebab bila bicara, dahulu mendahulukan, mestinya akses ke Patulana ini, di dahulukan, dari akses ke wilayah lain, karena di sana ada jejak peradaban yang terhubung dengan keberadaan Mamuju Tengah ini” kata Kamsul
Sementara Kepala Dinas PUPR Mamuju Tengah, Muh Yahya Saleh, yang dihubungi laman ini, untuk mengkonfirmasi, belum memberikan respon sampai saat ini.
(Fhatur Anjasmara)