Mateng, Katinting.com – Matahari siang tadi, diluar ruang acara, sudah nyaris berada tepat diatas ubun ubun, ketika giliran Ketua DPRD Mamuju Tengah, menyampaikan closing statemennya atau pernyataan penutupnya, semua mata peserta konsultasi publik kesatu Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Mamuju Tengah, mengarah kepadanya ketika Ketua DPRD mulai menyentuh pengeras suara diruang itu.
Meski dibanyak kesempatan Ketua DPRD Mamuju Tengah, Arsal Aras, sudah sering menyampaikan sarannya ke eksekutif, terkait upaya bersama dalam penataan wajah perkotaan dan wajah ruang Mamuju Tengah secara keseluruhan, namun kali ini, putra Aras Tammauni ini menaikan level sarannya lebih tegas lagi.
Dengan lantang Ketua DPC Demokrat Mamuju Tengah ini, menggunakan dua kosa kata yang memiliki makna cukup pedas dan tegas, tentu bila ditelaah lebih dalam, pesannya berisi isyarat kekecewaan, pada jajaran pembantu bupati. Disebutnya eksekutif ini “tidak peduli” demikian ujarnya dihadapan peserta konsultasi publik kesatu RDTR, Selasa (31/08).
Laman inipun tentu terkejut dengan dua kata yang terucap pelan tapi jelas itu, dari ujaran salah seorang tokoh muda yang memimpin sejumlah organisasi kepemudaan di Mamuju Tengah. Namun laman ini pun mahfum bahwa Ia tak sekedar menyampaikan dua kata itu, secara semberono, sebagai orang yang menduduki jabatan strategis yakni Ketua DPRD Mamuju Tengah, maka ujaran dua kata itu, adalah penanda sempritan kepada koleganya di ekskutif.
Peluit yang Ia gunakan menyemprit siang tadi, bukan peluit bernada sumbang, peluit yang Ia gunakan adalah peluit bernada nyaring yang pasti akan membuat garing ditelinga bagi yang di sempritnya.
“Tidak ada alasan bagi eksekutif untuk tidak bekerja dengan baik, sebab kalau bicara soal instrumen hukum, kami tentu di DPRD telah memenuhi kewajiban kami. Beragam Peraturan Daerah (Perda) sebagai sarana mereka bekerja telah kami buatkan, lalu mengapa tidak digunakan” keluhnya dengan wajah cukup serius dan tegas.
Ia pun melanjutkan, karena DPRD, telah memenuhi kewajibannya, menyiapkan sarana instrumen hukum bagi mereka untuk bekerja, tentu tidak lagi ada alasan bagi eksekutiv untuk tidak turun kelapangan, melaksanakan kewajibannya.
“Saya kira ini soal tidak peduli saja teman teman di eksekutif, karena apalagi alasan mereka tidak kelapangan, menegur warga yang melakukan pelanggaran terhadap aturan” tegas Arsal.
Diungkapnya, bahwa kadang dirinya menghabiskan waktu menyusuri sejumlah ruas jalan utama di wilayah Mamuju Tengah dalam beberapa tahun ini, tapi sepanjang jalan yang disusurinya, tak menemukan itikad baik eksekutif melakukan penataan ruang Mamuju Tengah.
“Justru bangunan sarang walet disana sini terbangun meramaikan ruang Mamuju Tengah, rumah rumah warga dibiarkan masuk ke sempadan jalan, dan ini dari sejak lama sudah saya sampaikan ke eksekutif, tapi lagi lagi mereka tak peduli, padahal dengan instrumen yang mereka miliki sampai saat ini, tak ada alasan untuk tidak menegur para pelanggar aturan ini, jadi sekali lagi, saya sampaikan ini hanya soal ketidak pedulian saja” sebut Arsal diujung pernyataannya.
(Fhatur Anjasmara)