Oleh : *Arham Bustaman
Pilkada Pasangkayu 2020, pasangan Yaumil Ambo Djiwa dan Herny Agus usungan PDIP dan sejumlah partai lain mendapat perolehan suara signifikan dari kedua pasangan lainnya, HM. Saal-Musawir Aziz Isham dan Abdullah Rasyid-Muhammad Yusri Nur.
Selain dukungan koalisi partai gemuk dan timses, kemenangan Yaumil-Herny juga tak lepas dari ketokohan dan taktik jitu ketua PDIP Sulawesi Barat, Agus Ambo Djiwa yang sulit terdeteksi.
Kemenangan ini bak hembusan angin segar yang semakin meyakinkan langkah bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa (AADJ) untuk maju pada pemilihan gubernur Sulawesi Barat mendatang.
Dominasi suara Yaumil-Herny ada di sepuluh kecamatan yang terpaut lebih sepuluh ribu suara dari pasangan Abdullah-Yusri yang hanya mampu mendulang kemenangan dua kecamatan. Sedangkan pasangan HM.Saal-Musawir tak mampu memenangkan satupun kecamatan.
Pada rincian torehan suara, pasangan Yes Smart memperoleh 37.875 suara (43,4%) dari total 84.815 suara sah yang masuk. Sedang, posisi dua ditempati pasangan Abdullah Rasyid-Muhammad Yusri Nur (ABRi) dengan raihan 26.550 suara (31.3%). Dan, pasangan HM.Saal-Musawir Aziz Isham (Salam) berhasil mendapat 21.478 suara (25.3%) menguntil paling buntut.
Semula, semua pihak terkejut terhadap langkah bupati dua periode itu. Sebab, mengingat dua pasangan yang ikut bertarung tak bisa dianggap enteng.
Apalagi, keduanya masih terikat dari satu tali keluarga yang tak berantara. Karena, sebagian menganggap itu satu cara untuk melanggengkan kekuasan lingkup keluarga (oligarki).
Namun faktanya, semua kecemasan itu terjawab saat perhitungan suara secara cepat. Di mana pasangan ini mendapat suara terbanyak dan menjadi pemenang pada pilkada dari tiga pasangan yang maju.
Pengambilan keputusan itu juga mendasar pada hasil sejumlah lembaga survei yang digunakan. Dan, semuanya menunjukkan hasil memuaskan. Dalam catatan, setiap pasangan memiliki lembaga survei yang mengunggulkan calon masing-masing.
Pesta demokrasi akbar lima tahunan ini menoreh sejarah baru pada perhelatan di Indonesia, sebab bisa memasangkan saudara kandung dengan istri sendiri dan itu berhasil.
AADJ menjadi kunci di balik kemenangan Yaumil-Herny pada pilkada Pasangkayu tahun ini. Pria kelahiran Sarudu 54 tahun silam ini merupakan sosok yang tenang dan piawai dalam menentukan arah politik.
Terbukti, dalam sejarah perpolitikan di Pasangkayu lulusan S1 Fakultas Pertanian UMI Makassar itu, selama bertarung tak pernah kalah dalam kontekstasi skala pileg maupun pilkada.
Sebelum manjabat wakil bupati Pasangkayu tahun 2005-2010, ia berhasil lolos pada pileg tahun 2004 dan berhak menduduki jabatan unsur pimpinan (wakil ketua) DPRD Pasangkayu. Tapi itu dijabat banya sebentar, karena ia maju calon wakil bupati mendampingi Abdullah Rasyid.
Lima tahun berselang, Agus kembali sukses memenangkan pilkada pada tahun 2010. Berpasangan dengan HM. Saal, ia berhasil menumbangkan Abdullah Rasyid. Iapun menjadi bupati Pasangkayu selama dua periode.
Pilgub Sulawesi Barat pada tahun 2006 dan 2011, ketua PDIP Sulbar ini juga sukses mengantar Anwar Adnan Saleh menjadi gubernur selama dua periode. Dan, dilanjutkan Ali Baal Masdar pada pilkada 2017.
Dua kali pemilihan presiden, Agus sebagai ketua tim pemenangan juga menjadi kunci kemenangan Jokowi di Sulawesi Barat. Bahkan, pada pilpres 2014 Sulbar menjadi peraih persentase perolehan suara tertinggi yang mencapai 74 persen.
Dengan jargon SMART, selama menjadi bupati Pasangkayu, AADJ dianggap berhasil dalam pembangunan di berbagai bidang. Periode pertama, Gema D’smart menjadi program andalan.
Program gerakan membangun desa atau Gema Desa Smart (D’Smart) merupakan kegiatan pemerintahan yang dilakukan langsung di seluruh desa di kabupaten Pasangkayu dalam rentang waktu lima tahun kepemimpinan Agus-Saal (Handal).
Program ini didukung seluruh OPD dan camat serta kepala desa. Semua pejabat menginap di rumah warga desa sebagai bentuk pelayanan langsung.
D’smart mendapat apresiasi dari berbagai pihak tak terkecuali dari Kementrian PDT. Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri PDT, Helmy Faishal Zaini datang menghadiri kegiatan ini di desa Kasoloang, kecamatan Bambaira pada tahun 2012.
Berkat D’Smart, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) kembali hadir bertepatan dengan HUT Pasangkayu ke 11 tahun. Kali ini, Pasangkayu dinobatkan sebagai tuan rumah gelaran KPDT Expo.
Selain itu, bidang lain juga tak luput dari perhatian. Seperti bidang keagamaan dengan haji dan umrah gratis, pembangunan infrastruktur, pertanian perikanan dan kelautan serta lainnya.
Sementara di periode kedua, pemerintahan ini mengusung sembilan agenda pokok (nawajiwa) dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah dalam segala hal.
Karena prestasi di berbagai capaian program pembangunan dalam kurung sepuluh tahun, ia mendapatkan berbagai penghargaan dalam berbagai bidang.
Di antaranya, The Indonesian Must Important Development Award (2005), Penganugrahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya dan Satya Lencana Pembangunan (2008), Indonesian Leader Goverment Award (2010), Penghargaan atas Peran Aktif dalam Peningkatan Pembangunan di Bidang Pertanian (2011), Penganugrahan Maggala Karya Penyuluhan Keluarga Berencana (2013) dan lainnya.
Di jenjang pendidikan, selain sukses meraih gelar S2 Program Studi Sistem – sistem Pertanian, Konsentrasi Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Unhas Makassar tahun 2006, belum lama ini ia melengkapi gelar S3 dengan menyandang gelar doktor.
Gelar doktor di bidang lingkungan berhasil ia capai di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur pada awal tahun 2020 dengan judul disertasi “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Utara Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamuju Utara Berbasis Pembangunan Berkelanjutan”.
Ia juga berhasil menempuh pendidikan non formal di LEMHANAS (2008), Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (OKPPD) 2011, Leadership Transformation in Indonesia, Executive Education Program di Harvard Kennedy School, Amerika Serikat (2012).
Agus juga aktif di berbagai organisasi, baik sebelum atau saat menjabat sebagai bupati, semisal ketua HIPMI Kabupaten Mamuju Utara Periode Tahun 2004-2007, ketua KADIN Kabupaten Mamuju Utara Periode Tahun 2005-2010, ketua KNPI Kabupaten Mamuju Utara Periode Tahun 2005 – 2010, ketua BNN Kabupaten Pasangkayu, ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Pasangkayu tahun 2008 -2013, dan ketua Yayasan STIT DDI Pasangkayu.
Di bidang olahraga, ia sempat menjadi ketua PS Matra tahun 2008-2012, ketua PENCAB PSSI 2006-2011, wakil ketua PSSI Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013-2017, wakil ketua KONI Kabupaten Pasangkayu tahun 2006-2011 dan baru-baru ini ia dipercaya menjadi ketua Komite Ad-Hoc KP3N PSSI.
Dalam sejarah terbentuknya kabupeten Pasangkayu menjadi daerah otonom berdasarkan UU nomor 7 tahun 2003, tak lepas jasa AADJ selain saudaranya Yaumil Ambo Djiwa selaku inisiator.
Beberapa tokoh waktu itu yang terhimpun dalam wadah Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu (KAPKP), AADJ tampil sebagai ketua berjuang bersama.
Karena sejumlah prestasi sebagai pemimpin di kabupaten Pasangkayu, ia dianggap layak maju pilgub Sulawesi Barat mendatang. Dan ia menyatakan kesiapan seperti diberitakan di media.
Memiliki enam kursi di DPRD Provinsi Sulawesi Barat menjadi modal, PDIP hanya butuh tiga kursi lagi untuk mencukupi sembilan kursi atau 20 persen dari 45 kursi untuk mengusung AADJ.
Hal ini sesuai dengan PKPU Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga dari Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota. (*)
Tulisan Ini Sebagian Dikutip Dari Berbagai Sumber
Comments are closed.