banner 728x90

Maenunis Amin (Direktur Logos Research 'n Consulting)

Oleh : Maenunis Amin (Direktur Logos Research ‘n Consulting)

Pilgub Sulbar jelang klimaks. Tahapan penjaringan partai telah usai, menyusul masing-masing partai telah menentukan calon Cagub-Cawagub usungan mereka.

KPU menjaring tiga Paslon pada hari terakhir pendaftaran. Ketiganya adalah SDK-Kalma yang didukung oleh Demokrat, Hanura, PKS dan PBB. ABM-Enny didukung oleh Gerindra, PDI-P, PAN, Nasdem, PKB, PKPI, PPP serta partai non parlemen Perindo. Sedangkan JSM-Hamas didukung oleh Golkar.

Selain Polman dan Mamuju, Majene menjadi kabupaten yang diprediksi akan menyajikan laga paling panas. SDK-Kalma memiliki kepentingan mempertahankan Majene, sedangkan ABM-Enny dan JSM-Hamas menargetkan suara maksimal di Dapil tengah Sulbar ini.

Peta Koalisi partai Pilgub 2017 mengalami perubahan radikal dibandingkan Pilkada Majene 2015. Meski mendapatkan Hanura dan PBB, akan tetapi Demokrat kehilangan dua mesin utama pemenangan Fahmi-Lukman, yaitu Golkar dan PDIP.

Golkar adalah mesin politik terpenting Kalma Katta maupun Fahmi Massiara. Partai yang membesarkan Kalma-Fahmi ini memilih untuk mendukung JSM-Hamas, yang berarti pula Lukman yang juga wakil Bupati Majene berada di posisi berlawan dengan kedua eks kolega politiknya tersebut.

SDK-Kalma mendapatkan 9 dukungan kursi Demokrat, PKS, Hanura dan PBB, sedangkan JSM-Hamas mendapatkan dua dukungan kursi Golkar di parlemen Majene.

ABM-Enny diuntungkan dengan koalisi besar partai pendukungnya. Pasangan ini didukung oleh 13 kursi di parlemen Majene.

Selain itu, dua arus besar yang menjadi lawan politik Fahmi Massiara, akan merepotkan langkah Bupati Majene tersebut untuk meraih suara maksimal, ditambah lagi dengan keluarnya Golkar dari gerbong pendukung SDK-Kalma.

Variabel hasil rekapitulasi akhir perolehan suara di Pilkada Majene 2015 lalu adalah:

  1. Drs Fahmi-Lukman, 40.451 atau 44,2%.
  2. Arifin-Irfan, 20.953 atau 23,17%
  3. Rizal-Mulyadi, 29.006 atau 32,6%

Dua kubu Rizal Sirajuddin dan Irfan Sulaiman telah menjadi koalisi besar mendukung ABM. Jika perolehan di Pilkada Majene 2015 menjadi variabel terbuka bagi perolehan dukungan kotor SDK-ABM, maka kalkulasi akumulatif presentasenya adalah, SDK-Kalma 44% dan ABM-Enny adalah 55%.

Tentu harus segera diberikan catatan bahwa, kalkulasi kuantitatif menjadi sangat mentah jika diuji dengan kualitatif mikro.

SDK lewat Kalma-Fahmi memiliki keunggulan mobilisasi terutama pada struktural kelembagaan dari SKPD sampai Desa, sedangkan JSM semakin siap untuk massifitas mobilisasi dengan kendaraan Golkar dan kesiapan kost politik yang semakin maksimal.

Kondisi ini yang membuat ABM masih tetap harus bekerja keras. Gerakan terstruktur, rekrutmen tepat sasaran serta pengolahan isu politik menjadi instrumen menentukan dinamisasi peta potensial strategis dan itulah penentu kalah-menangnya kandidat di akhir pertarungan. (*)

Bagikan
Deskripsi gambar...