banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus Istighosah dan Doa Bersama dalam rangka Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-120 di Pelataran Aula Outdoor Dandim 1418 Mamuju, Senin (3/2).

Dalam acara tersebut, Bahtiar hadir bersama Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Adnan Nota, yang juga Ketua Tanfidziyah PWNU Sulbar, serta keluarga besar NU se-Sulawesi Barat.

Sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri yang membawahi seluruh ormas di Indonesia, Bahtiar menegaskan peran besar NU dalam mengawal kemerdekaan dan menjaga persatuan bangsa.

“NU bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga pergerakan yang membawa doktrin kebangsaan dan kenegaraan. NU berperan dalam menjaga kekompakan warga, termasuk dalam menghadapi Pilkada. Alhamdulillah, Pilkada di Sulbar berjalan aman dan damai, terima kasih kepada NU,” ujar Bahtiar.

Di hadapan keluarga besar NU Sulbar, Bahtiar mengungkapkan bahwa negara saat ini sedang melakukan penghematan anggaran, sehingga pembangunan infrastruktur di daerah harus tertunda. Bahkan, untuk tahun 2025, anggaran infrastruktur di Sulbar hampir tidak ada.

“Tahun ini anggaran infrastruktur hampir nol rupiah. Jangan terlalu berharap membangun Sulbar hanya dari APBD atau APBN. Kita harus mulai membangun dengan kekuatan rakyat,” tegasnya.

Bahtiar menekankan bahwa NU memiliki pengalaman sejarah dalam membangun Indonesia tanpa bergantung pada anggaran negara, khususnya pada era 1945 hingga 1960-an. Oleh karena itu, ia meminta NU menjadi contoh bagi masyarakat dalam membangun ekonomi mandiri.

“Mari bangkitkan semangat rakyat untuk bertani, beternak, dan membudidayakan ikan tanpa harus menunggu instruksi pemerintah. Kita punya banyak potensi yang bisa dikembangkan sendiri,” tambahnya.

Menurut Bahtiar, peran ulama lebih didengar masyarakat dibanding pejabat pemerintahan. Oleh karena itu, NU diharapkan menjadi motor penggerak perubahan di Sulbar.

“Saya sebagai gubernur mungkin tidak ditaati semua orang, karena dipilih dari koalisi berbeda-beda. Tapi kalau ulama yang berbicara, masyarakat pasti mendengarkan. NU adalah kekuatan besar yang bisa mengubah Sulbar tanpa harus menunggu instruksi pemerintah,” tandasnya.

Bahtiar mengajak masyarakat Sulbar untuk kembali belajar dari perjuangan para pendiri bangsa yang membangun tanpa bergantung pada APBN.

“Ini tantangan bagi kita semua untuk lebih kuat dan lebih bekerja keras. Kita harus kembali ke semangat perjuangan dulu, membangun dari bawah dengan kekuatan rakyat. Itu yang harus kita tumbuhkan kembali di Sulbar,” pungkasnya. (*/Zulkifli)

Bagikan