Direktur Eksekutif Walhi Sulbar Asnawi. (dok Ist)
banner 728x90

Mamuju Tengah, Katinting.com – Merespon keresahan warga, atas fenomena hewan pemangsa berbahaya bagi manusia merangsek ke pemukiman, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Barat memberi pesan menohok.

Saat dihubungi laman ini, Direktur Eksekutif Walhi Sulbar Asnawi, menyampaikan bahwa laporan akan kemunculan hewan predator seperti buaya disekitar pemukiman warga, didapatinya dari beberapa masyarakat juga media sosial, dan kasus kemuculan buaya ini, adalah kasus yang berulang.

Baca juga : https://katinting.com/buaya-masuk-pemukiman-habitat-mereka-dirusak-manusia-kpam-hentikan-pembukaan-kebun-sawit-baru/

Tentu bagi Walhi melihat ini fenomena ini, dalam kerangka terjadinya perubahan lingkungan adaptasi dari hewan mematikan itu sendiri, sehingga tidak lagi merasa nyaman dihabitatnya yang selama menjadi ruang ekosistem buaya.

“Perubahan ini tentu dipicu oleh kerusakan habitat dari hewan pemangsa yang mamatikan ini, akibat ketidakseimbangan alam mereka” sebut Asnawi, Kamis (19/10)

Karenanya, kerusakan lingkungan adaptasi dari buaya ini, menyebabkan ekologi sumber makanan dari hewan predator mengalami penurunan, dan jalan satu satunya adalah merangsek ke pemukiman mencari sumber makanan.

“Jadi mereka merangsek ke pemukiman warga, karena terjadi penurunan sumber ekologi dari rantai makanan buaya itu sendiri, kalau berbahaya bagi manusia, tentu fenomenan ini berbahaya” beber Asnawi.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya ada upaya bersama dalam menciptakan sumber kesejahteraan warga, dengan tetap mengedepankan menjaga ekosistem hewan predator, agar tak mengganggu ruang adaptasi manusia.

“Tentu salah satu upaya yang dapat kita lakukan, adalah menghentikan perambahan hutan atas nama investasi perkebunan, karena kerusakan hutan ini memicu kerusakan ekologi rantai makanan hewan predator” pesan Asnawi.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan