
Mateng, Katinting.com – Keputusan Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah, memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimasa pandemi, dengan sampel penegakan protokol kesehatan pada tiga sekolah masing masing SD Ngapaboa, SD Negeri Bayor dan SMP Negeri 6 Topoyo, menimbulkan kecemasan sejumlah orang tua murid dan siswa.
Menurut mereka, disatu sisi ada kebahagian yang mendatangi mereka, karena dengan keputusan Pemkab Mamuju Tengah, anak anak mereka sudah bisa bersekolah seperti biasanya kembali, dalam Prokes yang telah ditetapkan ditiap sekolah, tapi di satu sisi kecemasan juga mendatangi mereka, karena apakah keputusan Pemkab Mamuju Tengah, dibarengi dengan kesiapan teknis soal penerapan Prokes, semisal guru dan para pihak penyelenggara sekolah ini, sudah di swab atau di Rapid Antigen.
“Tentu pertanyaan kecemasan kami ini, mendasar, karena jangan sampai kemudian kelak bila anak anak kami, terpapar Covid-19, siapa yang mesti bertanggungjawab, dan siapa akan dituding sebagai carier dalam persoalan ini, apakah anak kami atau guru atau para pihak disekolah itu,” beber Hasnati salah seorang orang tua siswa di Topoyo, kepada Katinting. Selasa (05/01).
Karenanya Ia berharap, agar siapapun yang terlibat dalam penyelenggaraan PTM ini, harus benar benar memiliki garansi bahwa mereka bebas dari Covid-19, sehingga tak ada tuding menuding kelak, bila terjadi ditemukan tiba tiba anak terpapar Covid-19.
“Saya kira bagi kami orang tua disitu persoalannya, karena ini masih masa Pandemi, bahkan Senin kemarin saja, Mamuju Tengah, ditemukan lagi dua orang terpapar Covid-19 yakni warga Desa Tabolang dan Desa Pontanakayyang,” harap Hasnati.
Saat dihubungi, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mamuju Tengah, Marhuding, juga mengkuawatirkan soal tersebut, karenanya, rencananya hari ini, bersama Kabid Pendidikan Menengah Disdikbud Mamuju Tengah, akan berkoordinasi dengan Satgas, kiranya, para guru yang akan mengajar pada proses PTM ini, dilakukan tes Swab atau Rapid Antigen.
“Tentu kami yang bertanggungjawab atas regulasi penyelenggaran pendidikan di Mamuju Tengah, juga mempertanyakan itu, apakah nanti, para guru di PTM ini, akan mendapatkan kesempatan di Swab atau di Rapid Antigen, agar benar benar ada jaminan bagi kami, yang dapat kami pertanggungjawabkan, sehingga PTM ini berjalan sesuai rencana, karenanya kami akan koordinasi ke Satgas Covid-19,” urai Marhuding.
Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Mamuju Tengah, Awaluddin Adhin, saat dihubungi, tegas menyampaikan bahwa terhadap guru yang akan mengajar pada proses PTM ini, harus menjalani tes lebih awal, dan tentu ini menjadi tugas Dinas Kesehatan, untuk menyiapkan sarananya, sementara ditiap sekolah menjadi tugas Satpol melakukan pemantauan dan pengawasan, agar sekolah tersebut benar benar terjaga dari hal memungkinkan terpaparnya siswa atau murid di sekolah nanti.
“Jadi harus itu, guru harus di tes bebas Covid-19 dulu, sebelum mengajar, tentu ini akan menjadi bagian koordinasi kami keatas dengan pimpinan dan instansi terkait,” tegas Awaluddin.
Sementara saat dihubungi, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Mamuju Tengah, Setya Bero, menjelaskan bahwa sampai saat ini baik di Dinkes Sulbar maupun di Dinkes, belum punya stok rapid anti gen.
“Tapi jika harus dilakukan, tentu kami akan koordinasi dulu ke pimpinan kami, terkait rencana penganggarannya, untuk pengadaan rapid antigen ini, karena memang baik propinsi maupun Dinkes Mamuju Tengah, belum punya stok bahannya,” singkat Setya Bero.
(Fhatur Anjasmara)

Comment