Sosialisasi yang dilakukan KPU Polman bekerjasama dengan GMNI Polman. (Ist.)j
banner 728x90

Polman, Katinting.com – KPU Polewali Mandar bersama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Polman menggelar sosialisasi tahapan dan pendidikan pemilih Goes To Community Pemilihan Umum Tahun 2019, Sabtu (2/2).

Kegiatan tersebut berlangsung di Warkop De Coffee Coustic, jalan stadion, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali, Provinsi Sulbar dihadiri Munawir Arifin (Komisioner KPU Polman Divisi Sosialisasi, SDM dan Hubal), Muslim Sunar (Komisioner KPU Polman Divisi Data dan Informasi), Marwan (Ketua GMNI Polman), Muh. Syahrawi (Sekretaris GMNI Polman), Sarman (Moderator) dan kader GMNI Polman.

Mengawali Sambutanya Ketua GMNI Polman, Marwan mengatakan, tujuan dilaksanakan sosialisasi ini adalah memberikan pemahaman bagaimana pemilu kedepannya. Banyak dikalangan kita yang belum memahami mekanisme-mekanisme pemilu ini.

“Mungkin sepulang dari sini kita bisa sosialisasi terhadap orangtua kita. Satu suara sangat berguna paslon. Untuk teman-teman GMNI Kabupaten Polman wajib memilih dan saya harapkan jangan ada yang Golput,” ujarnya.

Ditempat yang sama Komisioner KPU Polman Divisi Sosialisasi, SDM dan Hubal, Munawir Arifin mengatakan, Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih menjadi penting bagi gerakan mahasiswa. Sosialisasi pendidikan politik ini bagaimana kita mengajak orang datang ke TPS untuk memilih pemimpin yang bertanggungjawab itu yang dimaksud dengan pendidikan politik.

“Pemilih kita itu pemilih yang rasional yang bisa memilih pemimpin sesuai dengan karakter dan wibawa kita yang dapat membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara,” kata Munawir Arifin.

Lebih jauh, Munawir Arifin, mengatakan, dalam perspektif politik, kita paham bahwa karakter pemilih dibagi atas 3 (tiga) yakni, pemilih rasional, pemilih tradisional dan pemilih skeptis. Di era milenial ini kita tidak bisa bermain-main terhadap media sosial. Kalau hari ini calon menggunakan medsos, pertama yang dilihat adalah berapa persen pengguna medsos di Polman atau di Sulbar.

“Sosialisasi lewat medsos termasuk KPU Kabupaten Polman untuk mencerdaskan politik. Yang kita lakukan lewat medsos harus lebih kreatif bukan hanya menyasar kepada pemilih tradisional tetapi bagaimana kita mengajak pemilih rasional melalui medsos. Makanya medsos menjadi alat perubahan,” ujarnya.

Ditambahkan, yang paling penting dari trilogi milenial adalah community. Community ini bukan seperti kita ini tetapi community yang kecil tapi mereka kreatif bisa membangun sebuah gagasan dan itu yang berpengaruh secara nasional.

“Bagi saya adalah menyampaikan kepada kawan-kawan bahwa mari kita ikut aktif mendorong pemilu yang damai dan bersih,” ucapnya.

Masih ditempat yang sama, Komisioner KPU Kabupaten Polman Divisi Data dan Informasi, Muslim Sunar menyebutkan, Kenapa pemilu ini penting bagi kita. Ruang awal membuktikan kita cinta kita kepada NKRI adalah mensukseskan pemilu dengan kata lain kalau mau NKRI tetap terjaga dengan baik, maka teman-teman dan seluruh komponen harus mensukseskan pemilu dengan baik.

“Kalau pemilu menjadi gagal itu artinya NKRI bisa menjadi tanda tanya. Tetapi saya yakin dan percaya teman-teman semua tidak menginginkan apa yang telah founding father kita di tahun1945 itu bisa tercerai berai di tahun 2019,” kata Muslim.

Muslim bahkan menyebutkan, Ada kecenderungan secara normatif, pemilu ini berjalan dengan ideal. Pemilu tahun 2009, 2014, 2019 nanti ada kecenderungan secara normatif itu menjadi kualitas penyelenggaraan jadi semakin lebih baik. Kita berharap tidak ada lagi potensi-potensi kecurangan, tidak ada lagi manipulasi, tidak ada lagi orang merasa dikadali karena pemilu yang tidak adil.

“Tugas kami sebagai penyelenggara adalah memastikan bahwa hal itu tidak akan terjadi. Pemilu ini harus jujur, adil, langsung, umum dan rahasia dan semua orang bisa berbahagia. Kami berharap semua warga dapat bergembira pada tanggal 17 April 2019,” kata dia.

Dirinya menambahkan, ada degradasi terhadap pemilu yang terjadi pada hari ini. Bahwa proses secara substansial ukuran kedekatan orang yang terpilih dengan orang yang memilih itu menjadi sangat jauh bahkan hampir tidak ada hubungan.

“Identitas pemilu dari awal adalah bagaimana proses memilih sampai dia dilantik, sampai dia menjabat 5 tahun kedepan karena pemilu adalah sebuah sarana kedaulatan rakyat, untuk mewujudkan kesejahteraan. Pemilu yang semakin baik akan melahirkan masyarakat yang sejahtera,” tutup Komisioner KPU Kabupaten Polman Divisi Data dan Informasi Ini.

(Fat/Edit: Anhar)

Bagikan