Foto : Ibu bayi penderita Anencephaly memperhatikan anaknya yang terbaring.
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Keluarga Bayi yang tidak memiliki tempurung kepala di Lingkungan Karambitan kelurahan Kalukku Kecamatan Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju saat ini sangat membutuhkan bantuan, uluruan tangan dari Dermawan.

Bayi yang Lahir 17 Maret 2017 atau  tepat satu bulan lalu ini sangat memprihatikan karena kedua orang tuanya tergolong warga tidak mampu serta tidak memiliki pekerjaan tetap.

Direktur RS Regional Sulbar Asran yang sempat berkunjung ke Rumah bayi tersebut beberapa waktu lalu menuturkan seluruh upaya yang dilakukan pihak keluarga terhadap anak tersebut, mulai dari medis dan penganan awal sudah maksimal.

“Saya dan pihak keluarga yang kami harapkan saat ini adanya uluran tangan dermawan untuk membantu meringankan kedua orang tua anak tersebut,” kata dr. Haslan.

Haslan juga mengatakan bahwa beberapa waktu pihaknya sempat membawa anak tersebut ke dokter syaraf guna mengetahui langkah harus di ambil.

“Kebetulan pada waktu itu ada dokter syaraf, Profesor Hasanuddin Slam  sempat melihat kondisi anak ini dan ia mengatakan tipis harapan anak ini bertahan hidup. Menurut dokter syaraf meski anak ini dibuatkan tempurung kepala namun tidak akan maksimal karena pada dasarnya ada selaput yang melidungi otak yang tidak bisa dibuatkan,” ujarnya.

Calitas merupakan anak dari Risal dan Berlis menderita penyakit yang biasa di sebut dalam bahasa kedokteran adalah Anencephaly, suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak bayi tidak terbentuk. Sisa jaringan otak – biasanya bagian dari batang otak – terlindung oleh selaput yang tipis saja.

Dikutip di salah satu situs kedokteran di google menyebutkan kondisi ini merupakan bagian dari Neural Tube Deffect (NTD) atau cacat tabung saraf. Selain anencephaly atau cacat otak, yang termasuk NTD adalah spina bifida atau cacat tulang belakang. Meski kasusnya jarang, sekitar 1 setiap 1.000 kehamilan, anencephaly adalah kelainan bayi yang paling serius bila dibandingkan dengan NTD jenis yang lain. Kemungkinan yang bisa dialami bayi penderita anencephaly adalah cacat fisik seperti buta, tuli, dan tidak memiliki pergerakan refleks.

Sampai kini, tidak ada perawatan atau penyembuhan bagi bayianencephaly, dengan keseluruhan kelahiran berakhir dengan kematian bayi. Bila bisa lahir dalam keadaan hidup, biasanya akan meninggal dalam hitungan beberapa jam atau hari.

Deteksi Dini

Anencephaly bisa terdeteksi melalui pemeriksaan menggunakan alat ultrasonografi  atau USG pada usia kehamilan sekitar 12 minggu. Dulu pernah dianjurkan deteksi dengan cara melakukan triple blood test pada usia kehamilan 15 minggu. Dengan teknologi yang jauh lebih baik, sekarang anencephaly dapat dideteksi dengan cukup akurat melalui pemeriksaan USG sejak usia kehamilan dini saat kehamilan 18 minggu.

Bila seandainya tidak terdeteksi dini, salah satu ciri khas dari kehamilan dengan bayi anencephaly adalah terjadi post maturitas atau persalinan lewat waktu. Misalnya, belum ada tanda-tanda persalinan padahal usia kandungan sudah 42 minggu. Penyebabnya adalah, karena tidak adanya refleks dari otak bayi untuk memicu terjadinya proses persalinan. Selain itu, perlu juga dicurigai  hasil pemeriksaan fisik yang menyebutkan adanya kelainan letak pada bayi, misalnya sungsang atau melintang.

Lahir Normal

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh dokter untuk membantu bayi anencephaly. Sehingga,  jika kasus ini ditemukan pada kehamilan, calon ibu akan disarankan untuk menghentikan kehamilannya – terminasi atau pengguguran kandungan, dengan alasan medis.

Pertimbangan lainnya dari dokter untuk segera mengeluarkan bayi anencephaly tanpa menunggu usianya lebih besar, adalah: Agar proses pengeluaran bayi lebih mudah, karena bila bayi sudah besar, tidak adanya tempurung kepala bayi untuk membuka jalan lahir, atau karena posisi yang misalnya sungsang,  berisiko membuat bayi tersangkut di jalan lahir.  Akan ada risiko tambahan bagi ibu pada proses persalinan  bayi anencephaly, yaitu terjadinya robekan-robekan pada jalan lahir karena tulang rahang bayi yang tajam. Tidak jarang proses persalinan bayi anencephaly bersifat traumatik bagi ibu. Sekitar 25% wanita yang mengandung bayi anencephaly, terancam mengalami polyhydramnios atau kelebihan air ketuban yang menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu.

Walau demikian, cukup banyak orangtua dalam kasus anencephaly di Indonesia,  tetap memilih untuk memertahankan kehamilan sampai cukup bulankarena ingin anaknya tetap mendapatkan kasih sayang, apapun yang terjadi.

Persalinan bayi anencephaly  umumnya dilakukan per vaginam. Tindakan operasi hanya berlaku bila ada indikasi gawat pada ibu. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung kepala, maka leher rahim diupayakan untuk bisa membuka dengan tekanan air ketuban.

Pentingnya Asam Folat

Salah satu penyebab anencephaly yang paling mungkin diatasi adalah defisiensi asam folat. Untuk itu,  ibu hamil harus memenuhi kebutuhan tubuh akan asam folat,  sekitar 30-100 mcg per hari, bahkan sejak sebelum merencanakan kehamilan.

Penyebab lain anencephaly  adalah adanya suhu lingkungan yang tinggi atau hyperthermia.  Suhu tinggi diduga bisa memengaruhi proses peleburan sperma dan sel telur, dan mengganggu proses pembelahan sel. Untuk itu, ibu hamil dianjurkan untuk memperkecil risiko terpapar lingkungan bertemperatur tinggi, misalnya, dengan  mengurangi frekuensi berjemur atau berendam air panas.

Penyakit diabetes yang diderita ibu,  juga dikaitkan dengan risiko  mengandung bayi anencephaly. Itu sebabnya, untuk memperkecil risiko terjadinya bayi anencephaly pada pengidap diabetes,  calon ibu dianjurkan untuk mengontrol dulu penyakitnya sebelum berusaha hamil. (Srf/net)

 

Bagikan