Polman, Katinting.com – Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar meresmikan Taman Budaya dan Museum Sulbar, yang berada di Buttu Ciping, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu, (10/11/21).
Acara peresmian dihadiri Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III, Permaisuri Raja Gowa Andi Hikma Andi Kumala Idjo, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, Ketua TP. PKK Sulbar, Andi Ruskati Ali Baal dan Ketua DWP Sulbar, Kartini Hanafi Idris.
Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengatakan, Taman Budaya dan Museum Sulbar Buttu Ciping tersebut merupakan bentuk perhatian dan komitmen Pemprov Sulbar terhadap pembangunan di bidang seni dan budaya.
“Hal ini merespon kerinduan masyarakat, terutama para penggiat seni dan budaya terhadap sarana yang representatif untuk pembinaan dan pelestarian seni dan budaya, agar potensi di bidang tersebut dapat didayagunakan,” kata Ali Baal.
Ali Baal berharap, sarana itu dipelihara dengan baik agar memberi nilai manfaat di bidang kesenian dan kebudayaan, seperti pagelaran seni pertunjukan, pameran, sarasehan dan workshop. Termasuk pameran seni dan koleksi benda-benda pusaka, baik yang berskala lokal, regional, bahkan internasional.
“Sarana ini terbuka bagi pelajar dan mahasiswa untuk pengembangan bakat dan kreativitas, serta untuk pendayagunaan potensinya dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Sulbar, termasuk kegiatan pengkajian, penelitian, pendokumentasian dan pelatihan dalam rangka pemeliharaan khasana seni dan budaya Sulbar,”ucap Ali Baal
Ali Baal menyatakan, sarana tersebut akan terus dibenahi untuk menjadi sebuah kawasan yang menggambarkan Sulbar.
“Pembenahan tentu akan terus dilakukan sesuai dengan kemampuan anggaran Pemprov Sulbar. Kita berharap pemerintah pusat berkenan memberikan bantuan dan dukungan untuk Taman Budaya dan Museum Sulbar ini,”tutur Ali Baal
Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar dan jajarannya atas kerja kerasnya, sehingga Taman Budaya dan Museum tersebut dapat terwujud.
Gubernur menegaskan, pelestarian kesenian dan kebudayaan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, namun juga diharapkan perhatian masyarakat untuk bersama pemerintah serta para penggiat seni dan budaya, supaya berperan dalam pelestarian seni budaya dan daerah.
“Kehadiran kita bukan hanya karena kecintaan terhadap Sulbar. Lebih dari itu, merupakan bentuk perhatian dan komitmen pada upaya pelestarian kesenian dan kebudayaan di bumi bekas Afdeling Mandar ini,”tandasnya
Ia menambahkan, kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan, sekaligus sebagai media pembentukan karakter yang berbudaya, sebagai faktor penting untuk merawat kehidupan yang berkeadaban. Karena itulah, pembangunan Taman Budaya dan Museum Sulbar digagas untuk menjadi pusat pembinaan dan pengembangan seni dan budaya daerah yang tumbuh dan berkembang di Sulbar.
Menanggapi kehadiran Raja Gowa ke-38 dalam kegiatan itu, Ali Baal menyatakan, hal tersebut merupakan kehormatan tersendiri.
“Beliau berkesempatan hadir di tempat ini setelah secara khusus mengunjungi Makam Arajang Balanipa yang pertama, Todilaling, di Desa Napo. Karaeng Idjo berkunjung ke Makam Todilaling sebagai penegasan bahwa Kerajaan Balanipa dan Kerajaan Gowa memiliki pertalian sejarah yang perlu terus dipelihara oleh anak cucunya,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar, Prof. Gufran Dharma Dirawan mengemukakan, Taman Budaya Buttu Cipping merupakan salah satu cagar budaya yang telah diamanahkan Pemerintah Republik Indonesia.
Prof. Gufran mengatakan, upaya dalam membangun sebuah kawasan budaya merupakan satu bagian yang tidak hentinya diperjuangkan, membangun, menjaga dan melestarikan budaya bagi seluruh lapisan masyarakat Sulbar.
“Hari ini merupakan sebuah replika dari bagaimana demikian dahulu kala para Mara’dia berkumpul bersatu dalam rangka menciptakan kesejahteraan pada masyarakatnya, mulai dari Manyambungi atau Todilaling, Mara’dia Tomepayung, Maradia Tomejallo, Daengta Tommuane Daengta Tobaine, berkumpul untuk bersama-sama saling melengkapi, saling menjaga dan saling mengimplementasikan apa yang ada, “ujarnya
Sementara itu, Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III mengatakan, Mandar merupakan daerah bagian dari dirinya selaku Raja Gowa saat ini, sebab di Sulbar banyak terdapat kerabat keluarganya, apalagi berdasarkan sejarah Kerajaan Gowa memiliki tali persaudaraan yang kental dengan Kerajaan Mandar di masa lampau.
“Kalau saya ada di sini, saya yakin saya tidak akan kelaparan, sebab semua yang ada di Mandar adalah keluarga saya, “ujarnya
(ADV)