Pj Gubernur Bahtiar saat sambangi budidaya anggrek di Mamasa. (*)
banner 728x90

Mamasa, Katinting.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) dan Pemerintah Kabupaten Mamasa semakin gencar mendorong Kondo Sapata sebagai pusat produksi anggrek di Indonesia.

Hal ini ditandai dengan seminar online bertema “Mewujudkan Mamasa Sebagai Kabupaten Produsen Anggrek Yang Mendunia,” yang diadakan pada Minggu, 28 Juli 2024.

Seminar ini menghadirkan pakar nasional seperti Akademisi Agronomi dan Hortikultura IPB, Prof. Edi Santoso, dan Ketua Umum Perhorti sekaligus Dosen Agronomi Hortikultura IPB, Prof. Dr. Dewi Sukma.

Kedua pakar ini menyampaikan dukungannya terhadap upaya Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, dalam menjadikan Mamasa sebagai produsen anggrek nasional.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Bahtiar mengungkapkan pentingnya menanam tanaman yang dikenal oleh masyarakat dan tidak membutuhkan banyak lahan untuk mengantisipasi bencana seperti longsor.

“Mengembangkan Mamasa sebagai penghasil anggrek di Indonesia dapat menciptakan brand baru bagi tanah air,” kata Bahtiar.

Prof. Edi Santoso menyatakan bahwa anggrek dapat menjadi bagian dari bisnis yang menguntungkan. Potensi Mamasa dengan iklim dan ketinggian yang cocok sangat luar biasa. “Kondisi geografis Mamasa mirip dengan Thailand Utara, yang dikenal sebagai daerah penanaman hortikultura,” ujarnya.

Petani anggrek lokal, Andre Sambokaraeng, berbagi pengalaman budidaya anggrek selama 8 tahun di Mamasa, menghadapi berbagai tantangan hingga kini ada sekitar 100 pembudidaya yang bergantung pada anggrek. “Kami bersyukur bisa mengembangkan budidaya anggrek tanpa bergantung pada hutan,” ungkap Andre.

Prof. Dr. Dewi Sukma menjelaskan pentingnya SOP perbanyakan dan budidaya anggrek untuk tujuan komersial, serta pembinaan kelompok tani. “Mamasa harus membuat SOP perbanyakan dan budidaya anggrek untuk tujuan komersial, serta pembinaan kelompok tani,” kata Dewi Sukma.

Diskusi ini juga dihadiri oleh Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat, Pj Bupati Mamasa, dan berbagai kepala dinas serta perwakilan perbankan dan pertanian dari seluruh Sulawesi Barat.

Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin sebelumnya telah meluncurkan gerakan konservasi Anggrek Mamasa di Desa Tondok Bakaru, yang memiliki 1.700 spesies anggrek yang tidak dimiliki oleh negara lain. “Kami akan mendorong anggrek menjadi komoditas utama Kabupaten Mamasa dan menjadikannya produsen kelas dunia,” tegas Bahtiar. (Ed:Anhar)

Bagikan