Mamuju, Katinting.com – DPRD Kabupaten Mamuju menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dari manajemen RSUD Mamuju, perihal viralnya bayi yang meninggal di RSUD Mamuju, yang diduga karena padamnya aliran listrik di rumah sakit tersebut.
Wakil Ketua DPRD Mamuju, Syamsuddin Hatta yang memimpin RDP itu menyampaikan kepada manajemen RSUD Mamuju perihal RDP tersebut.
“Agar informasinya tak simpangsiur (terkait bayi meninggal) itulah makanya kami panggil untuk mendengarkan dari pihak RSUD,” kata Syamsuddin Hatta, Selasa (15/11/22).
Dalam rapat tersebut, RSUD Mamuju mengklaim bahwa bayi yang meninggal pada 12 November lalu itu, tidak berkaitan dengan padamnya aliran listrik.
“Ruang NICU merupakan tempat khusus untuk merawat bayi yang membutuhkan pengawasan ketat dari tenaga medis. Berdasarkan, hasil penelusuran tim Kesehatan Pasien (KP) menemukan kematian bayi tersebut tidak berkaitan dengan matinya listrik.
“Karena, alat yang digunakan dalam merawat bayi yang sudah kritis tersebut tidak menggunakan aliran listrik,” terang Direktur RSUD Mamuju, dr Harrit Sita.
Sembari menambahkan, alat yang memakai arus listrik, hanya alat ukur kadar oksigen, dengan kondisi ter cas penuh, sehingga tidak berpengaruh terhadap kondisi bayi.
Dia juga menyebut, kondisi bayi tersebut sudah cukup kritis, dan lambat dibawa ke rumah sakit.
Dimana, pada tubuh bayi ditemukan obat tradisional yang dioleskan oleh pihak keluarga korban.
“Jadi ini bayi tidak lahir di rumah sakit, nanti pada saat kritis, baru dilarikan ke rumah sakit untuk dapat perawatan,” terangnya lagi.
Meski begitu, dr Harrit menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas adanya kejadian tersebut.
Selain itu, setiap anggota DPRD Mamuju yang hadir dalam RDP tersebut, banyak menyampaikan keluhan dan kritikan.
Seperti kurang maksimalnya pelayanan RSUD Mamuju, yang seringkali menuai protes dari para keluarga pasien.
Pihak RSUD pun berjanji akan terus membenahi pelayanan secara bertahap untuk menjawab keluhan masyarakat.
(Advetorial)