banner 728x90

 

Katinting.com, Pasangkayu – Petani kelapa sawit terus mengalami kerugian, dimana harga Tandang Buah Segar (TBS) semakin anjlok. Ditingkat pengumpul harga hanya mencapai Rp. 550 hingga Rp. 600 perkilonya.

Anjloknya Harga TBS, Ketua DPRD Matra Duga Permainan Dinas Perkebunan Sulbar
Lukman Said

Masyarakatpun belum tahu pasti apa penyebabnya, namun spekulasi beredar bahwa penurunan harga sawit dipengaruhi surplus produksi Crude Palm Oil (CPO) ditingkat internasional.

“Ya mau bagaimana lagi pak, terpaksa kami terima kenyataan ini. Sekarang kalau hanya bisa panen dua ton sawit cuma dapat seberapa saja pak, lebih banyak biaya pemeliharaan daripada untungnya,” keluh Aspar salah seorang petani sawit di desa Ompi.

Terkait penurunan harga TBS ini, Ketua DPRD Matra Lukman Said punya analisis yang berbeda, ia menduga ada permainan dari SKPD terkait ditingkat provinsi yang diberi kewenangan untuk menentukan harga TBS tersebut.

Itu disampaikannya, sebab berdasarkan hasil pengamatannya di beberapa provinsi lain, seperti di Kalimantan harga sawit masih tetap normal yakni sekira Rp. 1.300 lebih perkilonya.

“Saya bingung di Sulbar ini, saya baru pulang dari Mataram dan beberapa daerah penghasil sawit, harganya itu mencapai Rp.1.000 lebih perkilonya, dan ternyata memang ada komisi yang menangani harga ini termasuk didalamnya dinas Perkebunan provinsi,” ujarnya, Selasa (01/03).

Kata dia, pemerintah mesti turun tangan menyelesaikan persoalan harga TBS ini, karena dinilai telah merugikan petani sawit. Olehnya dalam waktu dekat DPRD Matra akan segera memanggil dinas Perkebunan provinsi dan kabupeten guna menyelediki penyebab turunnya harga TBS.

“Ini bahaya, jangan sampai ada permainan didalamnya. Kalau sampai saya temukan ada permainan, hati-hati. Ini kan lucu masa daerah lain harga TBS normal, kenapa disini anjlok sekali,” pungkasnya. (Joni/Anhar)

Bagikan
Deskripsi gambar...